KRICOM - Laporan yang dilayangkan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas dugaan pencemaran nama baik oleh pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya dinilai tak bisa lepas dari unsur politis.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, langkah yang dilakukan SBY erat kaitannya dengan sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang sebagai suksesornya di Pemilihan Presiden 2019.
"Tindakan SBY itu wajar untuk kepentingan AHY dan Partai Demokrat ke depan, yakni (Pilpres) 2019," Kata Igor kepada Kricom, Jumat (9/2/2018).
Bahkan ibarat pepatah 'sambil menyelam minum air', SBY diduga tengah melancarkan strategi politik di luar proses hukum yang berjalan di Bareskrim Polri.
"SBY bisa memainkan 2 strategi sekaligus, yaitu playing victim atau korban yang terzalimi, sekaligus juga strategi image restoration atau pemulihan citra," tegasnya.
Skema tersebut dinilai hampir sama dengan kasus percakapan SBY dengan KH Maruf Amin yang dipermasalahkan dalam sidang terdakwa penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beberapa waktu silam.
Saat itu, lanjutnya, sosok SBY muncul untuk mengklarifikasi terkait dugaan penyadapan percakapan keduanya. Di waktu yang sama, baik Ahok maupun AHY sedang bertarung dalam gelaran Pilkada DKI Jakarta.
"Ini sama dengan klarifikasi SBY terkait dugaan penyadapan percakapannya dengan KH Maruf Amin. Saat itu, Kuasa Hukum Ahok menganggap percakapan keduanya untuk kepentingan AHY," tandasnya.