KRICOM - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa difitnah lantaran namanya diseret-seret oleh mantan anak buahnya, Mirwan Amir ke dalam pusaran kasus korupsi e-KTP.
Presiden Indonesia keenam ini menduga, Mirwan sengaja menyebut namanya dalam sidang lantaran mendapat arahan dari Pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya.
Isu keterlibatan SBY dalam korupsi megaproyek itu dikabarkan telah dirancang di Lapas Sukamiskin bersama mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Kabar adanya pertemuan di Lapas Sukamiskin pun buru-buru dibantah Anas lewat akun Twitternya. Dengan tanda bintang bertuliskan admin, si pengelola akun menjelaskan klarifikasi tersebut yang disalin dari tulisan tangan Anas.
"Awalnya saya geli dengar cerita ada tuduhan pertemuan di Sukamiskin untuk merancang fitnah kepada Pak SBY dan Mas Ibas. Tetapi karena menjadi berita luas, dagelan itu perlu diluruskan," kicau Anas, Sabtu (10/2/2018).
Terdakwa korupsi proyek hambalang ini memastikan tidak pernah mengadakan pertemuan di Lapas Sukamiskin bersama Firman Wijaya maupun Mirwan Amir.
Dia pun tak habis pikir kenapa cerita hoax tersebut dapat menyebar begitu cepatnya. Meski tidak tahu siapa oknum yang menyebarkan isu tersebut, namun Anas tahu siapa yang membuatnya.
"Jelas bahwa tidak pernah ada pertemuan di Sukamiskin yang dihadiri oleh Anas, Firman Wijaya, Mirwan Amir dan Saan Mustopa. Terpikir untuk bikin pertemuan saja tidak pernah, tidak ada hujan kok tiba-tiba banjir hoax," keluh Anas.
Anas berani memastikan bahwa isu pertemuan di Lapas Sukamiskin adalah salah besar. Kalau Pak SBY masih tidak percaya, dia mempersilakan Presiden Indonesia keenam itu untuk mengecek kamera CCTV.
"Mudah banget untuk membuktikan pertemuan itu fakta atau hoax. Ada CCTV, buku tamu dan banyak warga (binaan) yang bisa ditanya. Hoax kok dipercaya dan disebarkan," tulisnya.
"Citra, kekuasaan, ketenaran dan kekayaan boleh dicapai. Tapi caranya tidak mesti dengan menista orang lain dengan hoax dan tuduhan konspirasi fitnah. Keadilan mesti diperjuangkan dengan cara-cara yang sejalan dengan makna keadilan itu sendiri," tutup Anas.
Surat 'cinta' Anas dari balik bui ini sebelumnya sudah pernah dia titipkan kepada orang kepercayaannya, Tri Dianto sebagai bentuk klarifikasi. Politikus Partai Demokrat itu sudah memastikan kebenaran surat tersebut.
"Iya benar itu surat dari Mas Anas," kata Tri kepada wartawan, Minggu (11/2/2018).