KRICOM - Selama 10 tahun, Partai Gerindra selalu dipimpin Prabowo Subianto. Kini, dia siap untuk mengundurkan diri jika memang diperlukan.
"Partai ini bukan milik saya, bukan milik Prabowo, bukan milik Hashim, Fadli Zon, tapi milik jutaan (rakyat)," ujar Prabowo saat acara HUT ke-10 Gerindra di DPP Gerindra, Jalan HM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2/2018).
Menurut Prabowo, dirinya hanya petugas yang membawa simbol partai. Jika suatu waktu disuruh mundur, dia siap. Namun dia ingin penggantinya memegang teguh prinsip bernegara dan loyal.
"Saya hanya pembawa bendera. Kalau saya masih kuat, saya bawa bendera terus. Kalau tidak kuat lagi, saya lapor tolong cari pengganti saya. Tapi harus tetap Merah-Putih, Pancasila, dan setia kepada rakyat Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, jika rakyat berkehendak dirinya maju lagi dalam Pilpres mendatang maka harapan itu tak boleh ditolak.
"Kalau memang dibutuhkan oleh rakyat yang menuntut, meminta, dan kita memang diberi kesehatan oleh Tuhan, kemampuan, ya kita tak boleh mengingkari harapan rakyat," ujar mantan Danjen Kopassus ini.
Apalagi, kata Prabowo, jika kehendak rakyat tersebut bukanlah rekayasa hasil sebuah polling belaka.
"Kalau rakyat meminta, kalau partai menegaskan, kalau ada dukungan yang benar bukan dukungan rekayasa," ucap Prabowo.
"Polling bisa kita pesan, asal bayar. 'Eh lu bikin polling ya, gue 80 persen'," ujarnya.
Menurut Prabowo, bagi seorang pejuang politik, pendekar, kepentingan bangsa dan negara adalah yang utama.
"Bukan jabatan yang penting, yang penting adalah pengabdian," imbuhnya.
Meski demikian, untuk saat ini, Prabowo masih enggan mengungkapkan secara terang-terangan niatnya untuk kembali maju pada Pilpres 2019.
"Ada yang mengatakan Pak Prabowo bagaimana nih? Maju enggak, capres atau tidak? Saya katakan masih lama, pendaftaran Agustus kok sekarang ribut-ribut," ujar Prabowo.