KRICOM - Sejumlah lembaga survei menyebut bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowk Subianto berada di posisi kedua setelah Joko Widodo. Apalagi, jarak keduanya terbilang sangat jauh.
Menyikapi hal itu, Prabowo menilai, hasil survei bisa didapat dengan membayar.
"Kalau polling kan bisa pesan ya kan, asal bayar kan?" kata Prabowo di Kantor DPP Gerindra, Jalan HM Harsono, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2/2018).
Dia menilai, Presiden dipilih oleh rakyat, bukan lewat survei.
"Ya kita juga tidak boleh mengingkari harapan rakyat. Bagi saya bukan jabatan yang penting, tapi yang penting pengabdian," kata mantan Danjen Kopassus ini.
Menurutnya, niat untuk maju sebagai capres tergantung perkembangan situasi.
"Ini partai kita semua, bukan partai Prabowo. Saya katakan, saya hanya pembawa bendera. Kalau saya masih kuat, saya akan bawa bendera. Kalau saya tidak kuat, saya akan lapor cari pengganti saya," tegasnya.
Hasil survei Saiful Mujani Research Institute, dirilis awal Januari 2018, menunjukkan elektabilitas Prabowo sebesar 10,5 persen, sedangkan Jokowi ada di angka 38,9 persen.
Survei Indo Barometer menunjukkan, elektabilitas Jokowi unggul 34,9 persen sedangkan Prabowo hanya 12,1 persen. Riset lain dari Polmark Research Center, dirilis 18 Desember 2017, elektabilitas Joko Widodo unggul 50,2 persen dan Prabowo Subianto 22 Persen.