KRICOM - Dalam tiga tahun masa pemerintahannya, Presiden Joko Widodo mengklaim ada perubahan atmosfer secara signifikan ke arah lebih baik, jika dibandingkan dengan satu tahun pemerintahannya di tahun 2015. Perubahan itu baik internal maupun eksternal.
Dilansir Setkab, Jokowi menyebutkan pada Mei 2017, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) memberikan 'investment grade' kepada Indonesia. Pemberian ini merupakan pertama kali yang diraih Indonesia dalam 20 tahun dari tiga lembaga pemeringkat yaitu S&P, Moody’s, dan Fitch.
"Perkembangan yang positif ini adalah berkat satu hal, yaitu reformasi. Kita telah bekerja keras dan akan terus bekerja keras untuk mengimplementasikan reformasi struktural,” ujarnya saat menyampaikan keynote speech di Mega Kuningan, Rabu (6/12/2017).
Jokowi memaparkan, dalam sebulan pertama pemerintahannya di tahun 2014, ia telah memangkas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai 80% sehingga memberikan ruang fiskal sebesar USD 20 miliar per tahun untuk meluncurkan program infrastruktur terbesar dalam sejarah Indonesia.
“Saat ini kita berada di jalur yang benar untuk menyelesaikan sebagian besar proyek infrastruktur tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Jokowi, pemerintah juga terus fokus melakukan upaya peningkatan yang konkret di berbagai komponen indeks. Hasilnya, peringkat Indonesia naik dari 106 di tahun 2016 menjadi 72 di tahun 2018, atau naik 34 peringkat dalam dua tahun.
Oleh karena itu, ia meyakini dengan reformasi yang dilakukan serta peningkatan ekonomi, Indonesia telah memperoleh kembali kepercayaan publik.
“Jadi buat yang baru saja menikah, ingat, jika satu tahun pernikahan tidak berjalan dengan baik, jangan panik. Bertahan saja dan di tahun ketiga akan jauh lebih baik,” pungkas Presiden Jokowi sambil tersenyum.