KRICOM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sudah mencium adanya upaya dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang tengah menghimpun kekuatan di Angkatan Darat jelang Pemilu 2019.
Hal inilah yang diduga jadi langkah sang kepala negara untuk 'memberhentikan sementara' jenderal berbintang empat itu.
Pengamat Politik Ubedilah Badrun menilai, ada kecenderungan perbedaan sikap politik di tubuh TNI yang memungkinkan mereka menghimpun kekuatan.
"Kalau kemudian posisi Panglima itu dipegang AU yang tak sekuat AD, jadi secara politik memungkinkan mengancam posisi Jokowi di 2019," kata Ubedillah kepada Kricom di Jakarta, Rabu (6/12/2017).
"Maksud saya bukan mengancam dalam arti kudeta atau apa ya, tapi posisi Jokowi bisa melemah," tutur dia.
Meski dilarang berpolitik, namun tentara tetap mempunyai pengaruh kuat dikalangan masyarakat.
"Biar bagaimanapun tentara itu mempunyai anak, istri dan suami yang bisa dipengaruhi sikap politiknya," tutup Dosen Fisipol UNJ ini.
Sekadar informasi, Presiden Jokowi telah menunjuk Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon tunggal Panglima TNI guna menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.
Hadi pun kini sudah lolos menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Gedung DPR. Dia dipastikan akan menduduki kursi Panglima TNI. Sementara, belum jelas Gatot akan menjadi apa selepas pensiun nanti.