KRICOM - Kebijakan Presiden Joko Widodo yang mempertahankan politisi Golkar aktif di kabinet kerjanya bisa menimbulkan kecemburuan.
Pasalnya, sebagai pengusung utama, PDIP ternyata tak memikiki jatah menteri sebanyak partai berlambang partai beringin itu. Saat ini, PDIP hanya memiliki tiga perwakilan di kabinet yakni Puan Maharani, Yasonna Laoly dan Tjahjo Kumolo.
Pengamat politik Pangi Sawyri Chaniago menilai, Partai Golkar mendapat perlakuan khusus dan istimewa.
"Bagaimana tidak? Mulai dari ketua umum dan sampai sekjen sekarang menjadi menteri. Jelas bisa memantik kecemburuan politik dari partai pengusung utama yaitu PDIP," kata Pangi saat dihubungi KRICOM di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Pangi menambahkan, sudah tahu dan sama-sama tahu, Golkar bergabung ke koalisi pemerintah di tengah jalan. Inilah repotnya kalau koalisi di bangun di tengah jalan.
"Saya hanya mengingatkan presiden jangan melupakan PDIP. Sangat disayangkan kader PDIP banyak yang bagus dan top namun kursi menteri di kabinet kerja Jokowi dari kader PDIP hanya tiga orang," imbuhnya.
Pengamat dari Voxpol Indonesia ini yakin, Golkar seolah diperlakukan istimewa oleh Jokowi.
"Tapi yang menarik adalah Golkar buat sejarah. Satu satunya partai yang mendapat perlakuan istimewa dan khusus dari presiden Jokowi," tutupnya.