KRICOM - Menjelang tahun politik, banyak oknum yang menebar isu SARA untuk memenangkan jagoannya. Padahal dampak dari penyebaran rumor tersebut bisa mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.
Mantan Anggota Denpom IV/4 Solo, Kopral (Purn) Partika Subagyo Lelono menggelar aksi dengan mengajak para calon yang bertanding di Pilkada serentak untuk menjaga keutuhan dan persatuan tanah air.
“Tahun politik seperti ini banyak isu SARA yang merebak. Kalau ini terus menerus dibiarkan negara ini bisa hancur. Karena masyarakat diadu domba satu sama lain," kata Kopral Bagyo kepada wartawan, Kamis (15/2/2018).
Lewat aksi ini, Bagyo ingin membuktikan kalau Solo tidak bisa dirusak lewat isu SARA. Pria bertubuh kekar itu lantas menyusuri jalan Jendral Sudirman sambil berterak Solo Aman.
Tangan Bagyo lantas memegang dua papan yang bertuliskan 'Selamat Bertanding Merebut Hati Rakyat Dengan Program Nyata Menuju Indonesia Sejahtera dan Hertikan Politik SARA Yang Merusak Bhineka Tunggal Ika'.
Terkait aksinya, Bagyo mengatakan sebaiknya calon pemimpin yang akan berlaga pada Pemilihan Umum (Pemilu) lebih mengedepankan program guna memajukan kesejahteraan masyarkat.
"Jangan menggunakan black campaign. Berpolitiklah yang positif dan sehat," ujar dia.
Usai menggelar aksi, pria ini kemudian mengadakan permainan tradisional sotokan. Namun sebelum permainan rampung, Bagyo mengentikan warga yang beradu kekuatan kepalan tangan.
"Filosofinya ini bukan adu kekuatan untuk menentukan pemenang. Tapi yang kuat harus menjaga yang lemah," ucapnya.
Sementara itu, Tanu Kiswanto salah satu warga keturunan Tionghoa yang turut mengikuti aksi menilai kerukunan antar etnis di Kota Solo sudah lama terjadi. Bahkan pendahulunya telah melawan penjajah pada masa perjuangan silam.
"Kalau ditanya orang, dari mana dengan bangga saya bilang saya ini asli wong Solo," tegasnya.
"Karena sejak lahir hingga punya anak hidup sudah di Solo, dan bagi saya tidak ada perbedaan antar etnis di sini. Semua hak dan kewajiban kita sama sebagai warga Indonesia,” imbuh Tanu.