KRIMINALITAS.COM, Klaten - Kekeringan yang melanda 13 desa di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten membuat warga sekitar mengeluh. Sebab selain kesulitan mendapat air, mereka juga tak bisa membeli air bersih lantaran harganya selangit.
Bayangkan saja, untuk mendapat seember air bersih warga harus merogoh kocek senilai Rp 100-150 ribu. Harga tersebut akan bertambah naik jika air yang dikirim dari BPBD Klaten semakin dikit.
"Warga disini terpaksa beli air dropping. Agustus kemarin, harganya masih Rp 230 ribu. Sekarang jadi Rp 300 ribu per tanki isi 5000 liter. Ini sangat memberatkan kami," kata salah seorang warga, Sukiman kepada wartawan, Selasa (5/9/2017).
Biasanya, kata Sukiman, satu tanki air bersih habis dalam dua pekan. Air yang dibeli, tak cuma digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan keperluan mandi.
Tapi juga dipakai guna merawat hewan ternak sapi dan kambing. Untuk memenuhi kebutuhan air seperti itu saja, warga Desa Sidorejo harus merogoh kocek dari Rp 600 ribu-1 juta per bulan.
"Kalau hewannya makin banyak, ya tambah lagi kebutuhan airnya," keluh Sukiman.
Kepala Badan Penangguangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Bambang Giyanto mengaku kalau pihaknya selama Agustus kemarin sudah mengirim lima tangki air bersih ke sejumlah lokasi kekeringan. Pemkab Klaten telah menganggarkan Rp 100 juta untuk dropping air bersih.
"Untuk masalah kekeringan ini, Pemkab sudah mengalokasikan anggaran. Kami mohon masyarakat bersabar karena terbatasnya anggaran untuk melakukan pengiriman air ke wilayah bencana kekeringan," imbau Bambang.
Diakui Bambang, anggaran penanggulangan bencana kekeringan tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yakni senilai Rp 100 juta. Padahal tahun lalu pihaknya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 200 juta.
"Tapi kami yakin semua akan terpenuhi. Bisa kita ambilkan pos darurat lain untuk mengatasi masalah bencana ini," tandasnya.