KRICOM - Indonesia Narcotic Watch (INW) mendesak agar Polri membuka dan menangkap si pemesan narkoba berton-ton yang masuk ke Indonesia. Sebab, tak logis kalau si pengirim hanya menaruh barangnya saja di tanah air tanpa ada yang memesan.
"Pasti ada yang mendelivery ada yang memesan. Polisi harus mencarinya,'' kata Koordinator INW Josmar Naibaho kepada Kricom di Jakarta, Senin (26/2/2018).
Josmar menilai, tak mungkin para pemesan secara terang-terangan mengirim narkoba. Mereka biasanya melakukan penyamaran dengan beberapa partai, beberapa tangan hingga masuk ke penerima.
"Begitupun dengan si pengirimnya, enggak mungkin dia mendelivery melalui kapalnya sendiri,'' papr dia.
"Mesti dibuka jaringan ini, karena gak mungkin perorangan dan hanya seseorang. Semua saling terhubung," papar Josmar.
Apalagi, pengiriman narkoba ini biasanya berlangsung periodik seperti sebulan sekali atau setahun sekali.
"Namun, di mana ada celah pasti meraka kirim,'' ungkap Josmar.
Josmar mengaku tak kaget adanya pengiriman narkoba jenis sabu yang masuk ke Indonesia. Sebab, jalur laut yang besar memang memudahkan para sindikat mengirimkan barang haram itu ke Indonesia. Selain itu, Indonesia adalah tujuan akhir pengiriman narkoba skala besar di dunia.
"Indonesia ini end usher. Jadi bisa dipastikan barang yang masuk ke Indonesia itu dikonsumsi di Indonesia. Bukan seperti Malaysia yang datang dari Cina, Taiwan lalu transit dan dikirimkan lagi ke negara lain,'' kata Josmar.
Josmar menilai, pengguna narkoba di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Sehingga, narkoba sebanyak itu akan disuplai ke seluruh tanah air terutama kota-kota besar.
"Karena kota-kota besar di Indonesia adalah pengkonsumsi. Seperti Medan, Palembang, Surabaya, Jakarta,'' pungkasnya.