KRICOM - Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) mewanti-wanti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar bisa menyaring dan memperbaiki tutur katanya. Hal ini diungkapkan Juru Bicara PGI, Jeiry Somapow.
Menurutnya, peringatan ini merupakan respon dari ucapan Anies yang menyinggung pribumi dalam pidato perdananya sebagai Gubernur DKI.
"Penggunaan istilah pribumi itu sensitif bagi masyarakat Jakarta. Ini soal kurang hati-hati dalam memilih kata-kata. Mungkin kalau lihat caranya berbicara, artinya ini bukan spontan dan ini disengaja, enggak tahu maksudnya apa," ujar Jeiry saat ditemui Kricom, Minggu (22/10/2017).
Jeiry menambahkan, karena ucapan itu, Anies terkesan melakukan pengkotak-kotakan seperti yang terjadi pada Pilkada DKI lalu.
"Masyarakat bisa terpola lagi ini. Masyarakat kan sudah hybrid, enggak tahu mana yang pribumi dan non pribumi. Condongnya melihat pemimpin yang lama (Gubernur Ahok)," lanjutnya.
PGI sendiri memamahami dan berharap agar Anies tak menggunakan kata pribumi itu lagi.
"Ada alasannya kenapa regulasi pribumi dan non pribumi dilarang. Makanya jangan lagi menjadi pemimpin yang memimpin berdasarkan kelompok, tapi menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia," tutup Jeiry.