KRICOM - Setya Novanto (Setnov) sudah mengajukan surat permohonan pengunduran diri sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Usai itu, Golkar menerbitkan surat penunjukkan Anggota Komisi III dari Partai Golkar, Aziz Syamsuddin sebaga Ketua DPR.
Anggota Dewan Pembina DPP Partai Golkar, Fadel Muhammad mengamini adanya surat tersebut. Hanya dia menyayangkan surat pergantian Ketua DPR dilayangkan terburu-buru.
Penunjukkan Ketua DPR pengganti Setnov, kata dia, sebaiknya dilakukan setelah pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.
Diketahui gelaran Munaslub ini demi menggantikan posisi Ketua Umum Golkar. Dari pemilihan Ketua Umum Golkar baru, maka akan ditunjuk Ketua DPR baru pengganti Setnov. Fadel memperkirakan, maksimal gelaran Munaslub dilaksanakan 19 Desember 2017.
"Ya saya pikir ini kan menyangkut kepentingan Golongan Karya. Golongan Karya ini kan partai besar. Partai ada aturan-aturannya. Jadi kami para senior sudah menganjurkan kalau boleh dilakukan Munaslub dahulu," ungkap dia ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2017).
Dia menuturkan, penunjukkan Aziz sebagai Ketua DPR terkesan dipaksakan. Dia percaya posisi Aziz bisa saja digantikan kembali, jika Ketua Umum Golkar hasil Munaslub, tidak menghendaki.
"Kalaupun sekarang dipaksakan, seperti kehendak beberapa orang, maka pasti nantinya pada waktu pemilihan Munaslub, pemilihan Ketua Golkar yang baru pasti menurut perasaan saya akan terjadi pergantian lagi. Penggantian lagi yang dikehendaki oleh pimpinan atau Ketua Golkar yang terpilih," ujar dia.
Potensi pergantian inilah, yang menurut Fadel, tidak bagus bagi lembaga sekelas DPR. Karena Aziz bisa saja menjabat sebagai Ketua DPR hanya dalam tempo yang singkat.
"Kami sebagai senior dan saya sudah empat kali pengurus DPP, sekali sebagai pengurus DPD golkar, merasa malu dengan melihat permasalahan yang kami hadapi sampai hari ini," ungkap dia.