KRICOM - Nama Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto berpotensi bakal maju dalam Pemilihan Presiden 2019. Mengingat nama kedua tokoh ini memiliki elektabilitas besar dalam beberapa lembaga hasil survei.
Ketua Bidang Kajian Kebijakan Politik DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria percaya diri jika Prabowo bisa mengangkangi (Jokowi) dalam pertarungan Pemilihan Presiden 2019.
"Kami optimis Pak prabowo bisa memenangkan pemilu di 2019," kata dia ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2017).
Keyakinan itu karena elektabilitas Jokowi sebagai incumbent dibawah 50 persen. Hal itu sebagaimana hasil survei yang dikeluarkan Roda Tiga Konsultan (RTK).
"Karena posisi incumbent yang memiliki banyak sumber daya, dana anggaran, program, aparat, dan sebagainya masih di bawah 50 persen," lanjutnya.
Dia menambahkan, dengan elektabilitas di bawah 50 persen menandakan ancaman bagi Jokowi. Apalagi Jokowi hanya menyisakan dua tahun kepemimpinan untuk memperbaiki elektabilitasnya.
"Itu angka yang rawan. Bahkan saya menyebutnya sebagai angka merah. Karena waktu dua tahun, tidak cukup bagi incumbent dengan berbagai masalah berat, terkait ekonomi, politik, hukum dan demokrasi untuk memperbaiki," imbuhnya.
Dalam metode survei secara terbuka yang dilakukan RTK, Jokowi meraup elektabilitas sebesar 29,8 persen. Sementara Prabowo tepat dibawahnya dengan 17,4 persen.
Sementara metode survei secara semi terbuka, Jokowi meraup elektabilitas sebesar 36,6 persen. Sementara Prabowo Subianto mampu meraup elektabilitas sebesar 22 persen.
Diketahui survei dilakukan RTK pada 15 sampai 29 September 2017. Survei dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling dengan melibatkan 2.600 responden dari seluruh provinsi di Indonesia. Tercatat margin of error dari survei sebesar 1,96 persen.