KRICOM - Jakarta oh Jakarta. Ada yang bilang Jakarta itu kota besar, kota yang kejam seperti ibu tiri. Namun, di balik ungkapan tersebut, termyata ibu kota Indonesia ini juga memiliki nilai historis.
Hal ini terbukti dari masih banyaknya museum yang berdiri kokoh berdampingan dengan bangunan-bangunan megah lainnya di pusat kota.
Menurut data yang dikeluarkan oleh website resmi Museum Jakarta, jumlah museum di Jakarta saat ini sebanyak 38. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi penambahan karena ada beberapa museum yang belum tercatat.
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya jika kita tahu dulu tahu apa itu museum. Menurut Caleb Setiawan, museum adalah bangunan untuk menempatkan koleksi objek untuk diteliti, dipelajari dan dinikmati.
Museum juga mengumpulkan berbagai material dari berbagai tempat dan waktu yang berbeda ke dalam sebuah bangunan. Di samping itu, museum merupakan lembaga tetap tempat memelihara, menyelidiki, mengajar, memamerkan dan memeragakan benda konservasi kepada masyarakat luas untuk tujuan publikasi, informasi, edukasi dan rekreasi.
Sayangnya, eksistensi museum seolah-olah semakin memudar. Masyarakat lebih tertarik mengunjungi tempat rekreasi, taman-taman di pinggir kota, bahkan pergi ke kota lain untuk mencari objek wisata.
Sungguh disayangkan, lokasi museum yang begitu strategis di pusat kota menjadi terabaikan, kuantitas pengunjung pun kian berkurang.
Nah, supaya kalian tahu menariknya menjelajah di museum, KRICOM akan mengulas profil empat museum di Jakarta yang jarang terekspose.
Apa saja itu? Simak yuk!
1. Museum Polri
foto : polri.go.id
Berada di Jalan Trunojoyo Nomor 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, museum ini memiliki koleksi-koleksi seperti armada, perlengkapan persenjataan, dan peristiwa penting dalam bidang kepolisian.
Pada tanggal 1 Juli 2009, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhyono meresmikan Museum Polri yang tepatnya jatuh pada Hari Polri.
Enaknya, di museum ini, pengunjung tidak dibebankan biaya masuk, tetapi hanya perlu menjaminkan kartu tanda pengenal seperti KTP, SIM atau paspor serta mengisi biodata di pintu masuk.
Untuk jam operasional, Museum Polri yaitu buka setiap hari pada pukul 08.00-15.00 WIB.
Setelah proses registrasi selesai, di depan gedung, kita akan disambut oleh patung Soekanto Tjokrodiatmodjo. Beliau dianggap sebagai Bapak Kepolisian Indonesia yang meletakan dasar kepolisian moderen.
Museum ini terdiri dari tiga lantai. Pada lantai pertama, pengunjung akan disajikan oleh foto-foto hitam putih yang menampilkan kiprah dan aktivitas kepolisian Indonesia di zaman dahulu, lalu koleksi sepeda motor untuk patroli, beberapa sepeda ontel patroli 'jadul', dan berbagai merek kamera yang selalu digunakan untuk memotret sebuah TKP (Tempat Kejadian Perkara).
Kemudian di lantai 2, pengunjung akan melihat gambar-gambar yang mendeskripsikan kiprah berbagai satuan kerja dan organisasi yang berada di bawah naungan Polri. Dan, di lantai tiga terdapat benda koleksi yang berkaitan dengan aksi terorisme di Indonesia.
Namun, sayangnya, museum ini kerap sepi pengunjung. Mungkin salah satu alasannya ialah belum banyak masyarakat yang tahu akan keberadaannya.
2. Museum Tekstil
Kamu suka melihat motif-motif batik?
Tertarik untuk belajar cara membuatnya?
Cocok! Kamu tidak perlu lagi bingun atau khawatir lagi, karena di Jakarta ada museum yang membuka kelas untuk belajar membatik.
Di bilangan daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat, dibangun Museum Tekstil yang diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976. Gedung utama museum ini digunakan untuk memamerkan koleksi tekstil Indonesia, ragam rancangan para desainer, maupun sumbangan dari kolektor pecinta tekstil.
Di gedung kedua digunakan untuk memamerkan ragam kain batik maupun hasil kerajinan batik yang diletakan dalam lemari. Kemudian, di bagian belakang halaman terdapat sebuah rumah yang dikhususkan bagi para pengunjung untuk belajar membatik. Menarik sekali bukan?
Tiket masuk museum Tekstil untuk dewasa sebesar Rp 2.000 dan anak-anak Rp 1.000. Sedangkan jam operasional dimulai pukul 09.00-15.00 WIB dari hari Selasa sampai Minggu.
3. Art Mon Decor
foto: blog.airyrooms.com
Masih seputar lukisan dan seni rupa. Kali ini yang akan diulas adalah museum seni yang berlokasi di Jalan Rajawali Selatan Raya, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat. Namanya museum Art Mon Decor, diresmikan oleh Fauzi Bowo pada tahun 2011.
Museum Art Mon Decor dapat dijadikan alternatif tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan domestik dan asing.
Pengunjung tidak akan dikenakan biaya masuk, dengan kata lain museum ini gratis tis tiss!!! Asyik kan?
Di lantai satu museum, pengunjung akan melihat lukisan-lukisan bertema kontemporer hasil karya peluksi muda Indonesia. Lalu, di lantai dua terdapat karya seni rupa dari Anusapati yang berbentuk perahu terbalik dengan berbahan dasar kayu jati.
Beranjak ke lantai tiga, museum ini memamerkan hasil karya luksi dari Srihadi Soedarsono dan peluksi Italia yaitu Renato Christiano.
Setiap enam bulan sekali pihak museum akan mengganti pameran koleksinya, sehingga pengunjung bisa menikmati ragam lukisan lainnya.
4. Museum Taman Prasasti
Pernah berkunjung ke Museum Taman Prasasti? Apa kesan pertama yang kamu rasakan saat pertama kali datang ke museum yang terletak di Tanah Abang, Jakarta ini?
Mungkin pengunjung akan merasakan nuansa sunyi dan sedikit menyeramkan. Wajar saja, hal ini karena museum dibangun di atas tanah bekas pemakaman orang Belanda atau yang dikenal sebagai Makan Kebon Jahe Kober yang telah ada sejak 1975.
Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena di museum ini hanya tersisa batu nisan saja, sudah tidak ada jenazah dan tulang belulang sama sekali. Selain batu nisan, di museum ini juga terdapat berbagai benda-benda lain yang sengaja dipamerkan, antara lain peti jenazah Bung Karno dan Bung Hatta, kereta pembawa jenazah, dan lonceng yang dibunyikan ketika jenazah datang untuk dimakamkan.
Mesikpun terkesan menyeramkan, namun tidak jarang museum Taman Prasasti ini dijadikan lokasi untuk pre-wedding dan pembuatan film. Oh iya, letak museum ini tak jauh dari Museum Tekstil loh. Bisa sekalian ke sana deh.
Nah... setelah diulas ternyata keren banget kan? Apalagi buat generasi zaman now yang suka foto-foto terus upload di sosial media. Enggak ada salahnya kan kalau kalian jadikan museum sebagai objek foto. You wanna try?