KRICOM - Becak mendadak jadi bahan perbincangan yang hangat setelah Gubernur DKI, Anies Baswedan menyebut akan 'menghidupkan' kembali moda transportasi beroda tiga tersebut.
Wacana ini langsung menjadi sasaran tembak oleh pihak-pihak yang berseberangan pendapat. Apalagi saat ini sudah ada ojek online yang lebih cepat dan gesit dengan tarif murah dan terjangkau yang bisa menggantikan becak.
Eits, tunggu dulu, bukan kebijakan Pak Gubernur soal becak kok yang mau kita bahas. Tapi... Ngomongin becak otomatis membawa kita bernostalgia ke Jakarta di masa lampau atau saat ibu kota belum kenal yang namanya Transjakarta, apalagi ojek online.
Dulu, ada beberapa moda transportasi yang menjadi andalan warga Jakarta dalam beraktivitas sehari-hari. Tapi kini, angkutan-angkutan umum tersebut sudah punah ditelan zaman.
Nah, kali ini, Kricom mencoba merangkum angkutan publik yang dulu pernah jaya di ibu kota. Check this out!
1. Becak
Kita bahas yang lagi ramai diperbincangkan dulu yah. Becak adalah moda transportasi beroda tiga dengan kapasitas dua penumpang yang umum ditemukan di Indonesia maupun di beberapa negara di Asia.
Sebagai salah satu alat transportasi umum, operasional becak di Jakarta punya sejarah panjang. Kamu tahu enggak sih kapan pertama kali becak beroperasi di Jakarta? Becak pertama kali narik di ibu kota pada tahun 1936 guys. Wow, udah lama banget ya.
Sepak terjang becak di Jakarta terus berkembang. Pada tahun 1970, diperkirakan ada 150.000 unit becak beroperasi di Jakarta yang dikemudikan 300.000 orang dalam dua shift. Sayangnya, tahun yang bisa dibilang merupakan masa kejayaan becak di Jakarta ini ternyata juga merupakan awal titik balik buat eksistensinya.
Lantaran jumlahnya dianggap sudah terlalu banyak, Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin, melarang penambahan becak dan mulai menetapkan larangan melintas bagi becak di beberapa ruas jalan ibu kota. Sejak saat itu, jumlah becak terus menurun dari tahun ke tahun.
Hingga akhirnya pada 1988, Pemprov DKI menerbitkan Perda No. 11/ 1988 yang melarang operasi becak di jalanan DKI Jakarta. Alasan pelarangan tersebut antara lain lantaran becak kerap dituding sebagai biang kemacetan dan dianggap sebagai refleksi eksploitasi manusia atas manusia lainnya.
2. Bemo
Foto: news.detik.com
Becak Motor alias Bemo adalah kendaraan roda tiga yang didatangkan dari Jepang. Pertama kali muncul di era 1960-an yang digadang-gadang menjadi angkutan rakyat alternatif yang murah meriah selain becak.
Dalam waktu singkat, bemo pun menjadi populer. Kehadirannya menyebar ke kota-kota besar lain seperti Surabaya, Bandung, Denpasar.
Di negara asalnya, bemo digunakan untuk angkutan barang. Namun, berkat kreativitas orang Indonesia, si hidung mancung ini disulap menjadi transportasi pengangkut manusia. Memang sempit sih, tapi tetap jadi angkutan favorit warga pada masanya loh. Mungkin karena tarifnya yang terjangkau ya.
Tapi seiring perkembangan zaman, eksistensi bemo terus terpinggirkan. Hadirnya angkot, semakin banyaknya bus kota serta moda transportasi lain membuat bemo harus kalah bersaing.
Ditambah lagi, di negara Jepang sendiri bemo telah dihentikan produksinya. Hal ini membuat suku cadang bemo semakin sulit didapat.
Sejak bulan Juni 2017 lalu, Pemprov DKI resmi melarang bemo beroperasi di jalan-jalan DKI Jakarta. Kini, bemo telah digantikan oleh Bajaj Qute. Yah, saatnya say goodbye to si biru imut beroda tiga yang legendaris.
3. Helicak
Foto: news.detik.com
Diluncurkan pada 1971, helicak ini terbilang moda transportasi yang unik. Bentuknya mirip dengan becak, hanya saja tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai penggerak, melainkan mesin buatan Vespa, Italia.
Kenapa namanya helicak? Katanya sih, gara-gara bentuknya yang terlihat seperti perpaduan antara helikopter dan becak. Hahaha, ada-ada aja ya.
Helicak disebut sebagai pengganti becak yang dianggap tidak manusiawi. Dengan adanya mesin sebagai penggerak, kesan eksploitasi manusia yang melekat pada becak dapat dihilangkan. Namun ternyata, nasib helicak enggak lebih baik dari pendahulunya.
Tenaga mesin yang jelas lebih kuat dari manusia membuat helicak mampu dipacu lebih cepat ketimbang becak. Namun, hal ini justru jadi bumerang. Helicak dianggap lebih rawan kecelakaan. Posisi penumpang yang berada di depan membuat helicak semakin dicap sebagai angkutan umum yang berbahaya.
Akhirnya, pelan tapi pasti, helicak menghilang dari jalan-jalan ibu kota. Sekarang ini masih ada enggak ya? Mungkin ada yang pernah lihat?
4. Opelet
Foto: titiknol.co.id
Ingat sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan? Nah, pasti ingat juga dengan mobil biru antik yang kerap disopiri Mandra untuk mencari penumpang. Itu loh, opelet. Kalau diperhatikan, opelet ini sebenarnya bisa dibilang angkot dengan bentuk klasik. Iya enggak sih?
Bicara sejarah panjang, opelet enggak kalah sama becak. Konon, opelet sudah beroperasi di Jakarta sejak tahun 1930-an. Dilansir dari laman Otosia, Jakarta Timur merupakan wilayah di mana opelet pertama kali hadir.
Lalu kenapa namanya opelet? Katanya sih karena mobil yang digunakan untuk opelet banyak yang bermerek Opel. Padahal, ada juga loh yang mereknya Morris, Austin, Chevrolet, dan lainnya. Tapi tetap saja, disebutnya Opelet.
Era 1950-1960 merupakan masa kejayaan opelet. Waktu itu, wilayah operasional dan rute opelet tersebar dari Tanah Abang, Cililitan, hingga ke Tanjung Priok.
Memasuki era 70-an, para pemilik opelet mulai kesulitan merawat armadanya. Ini dikarenakan semakin sulitnya mendapatkan suku cadang mesin. Wajar saja, sebagian besar opelet yang beroperasi merupakan buatan tahun 1930 sampai dengan 1950-an.
Pemilik pun harus melakukan upaya ekstra untuk menjaga agar opeletnya tetap bisa jalan, salah satunya dengan cara mencangkokkan mesin mobil lain yang usianya lebih muda. Ini jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pemprov DKI pun mulai membatasi operasional opelet sejak tahun 1974, sebelum akhirnya secara resmi meluncurkan Mikrolet sebagai pengganti opelet di era 1980-an.
5. Trem
Foto: kabarpenumpang.com
Jakarta sekarang punya Transjakarta sebagai transportasi massal andalan. Tapi tahukah kamu, di zaman dahulu, Jakarta sebenarnya sudah punya angkutan umum yang melintas di jalur khusus layaknya Transjakarta? Dulu, angkutan massal tersebut dikenal dengan nama trem. Wah, seperti di Eropa saja ya.
Trem sudah ada sejak tahun 1869. Namun saat itu masih mengandalkan kuda sebagai penariknya. Seiring perkembangan zaman, pada tahun 1880 diperkenalkan trem bertenaga uap. Trem uap beroperasi selama sekitar 50 tahun, sebelum akhirnya digantikan oleh trem listrik.
Sejarah mencatat, trem punya 4 rute yang membelah ibu kota dengan total panjang jalur mencapai 40 kilometer. Rute-rute tersebut adalah Kota-Harmoni, Harmoni-Jatinegara, Harmoni-Kramat, dan Harmoni-Cikini.
Pengoperasian trem tidak lepas dari diskriminasi. Trem terbagi menjadi tiga kelas. Sebagai kelas termahal, kelas satu dikhususkan untuk warga keturunan Eropa. Kelas dua untuk para keturunan Arab, Tionghoa, dan bangsawan pribumi, sedangkan kelas tiga untuk rakyat jelata. Di kelas tiga ini, tak hanya manusia yang jadi penumpang, tapi juga hewan ternak dan sayur-sayuran.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pengoperasian trem diambil alih oleh PPD. Namun di era 1960-an, Presiden Soekarno memutuskan untuk menghapus trem karena dianggap tidak cocok untuk kota seperti Jakarta.
Itulah lima transportasi umum tempo doeloe yang pernah menghiasi wajah kota Jakarta. Seandainya angkutan-angkutan massal tersebut masih ada di zaman sekarang, kira-kira, mereka mampu enggak ya bersaing dengan moda transportasi kekinian?