KRICOM - Dikalangan generasi milenial, suara Presiden Joko Widodo cukup tinggi. Bahkan, dia berpotensi dipiih kembali pada Pilpres 2019 mendatang.
Menurut peneliti Centre For Strategic and Interntional Studies (CSIS) Arya Fernandes, Jokowi terlihat paling perhatian untuk memprioritaskan generasi milenial dengan menggunakan strategi pencitraannya. Salah satunya sering tampil di medsos.
"Kan dia kerap menggunakan vlog dan Facebook. Jokowi sudah menyadari dukungan dari milenial cukup besar," kata Arya di kantor CSIS, Jalan Tanah Abang 4, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2017).
Arya melanjutan, faktor lainnya karena suara Jokowi memang masih tinggi diantara pesaing lainnya, seperti Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Generasi milenial masih optimis melihat kinerja pemerintah dalam membangun kesehjateraan, pembangunan dipersepsipkan positif baik dalam bidang keluarga maupun ekonomi nasional," kata dia saat berdiri ditengah kerumunan wartawan.
Namun, masih ada pekerjaan rumah bagi Jokowi, lantaran tarikan dari kelompok milenial juga cenderung rendah dibandingkan dengan suara kaum non milenial (semua usia) yang mencapai 54,2 persen.
"Apalagi suara kaum milenial ini bisa berubah dengan cepat seiring dengan munculnya sosok baru. Tentu ini harus menjadi pekerjaan bagi Jokowi untuk meningkatkannya," tutup Arya yang mengenakan kemeja biru muda ini.
Survei dilakukan pada periode 23 sampai 30 agustus 2017 dengan responden mencapai 1.000 orang di 34 provinsi. Margin of Erorr sekitar 4 persen.
Survei milenial sendiri dilakukan kepada generasi milenial, yakni Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 17 sampai 29 tahun. Sedangkan survei generasi non milenial dilakukan kepada masyarakat yang berusia di atas 30 tahun.