KRICOM - Pemerintah mengalami kerugian yang tak sedikit terkait insiden ambruknya enam girder Jalan Tol Depok-Antasari (Desari). Ditaksir, total kerugiannya mencapai Rp 2 miliar.
Menurut Deputi Project Manager PT Citra Waspphutowa, Indra Purnadi, kerugian tersebut terdiri dari biaya penggantian enam buah girder tol yang ambruk serta mobil truk yang tertimpa beton yang jatuh.
Sebab, pembuatan satu buah girder beton menelan biaya yang cukup tinggi. untuk satu buah girder dengan bentang 30 meter membutuhkan biaya Rp 300 juta.
"Kalau sekitar 300 juta satu girder, dikali enam ya biaya enam buah girder itu sekitar Rp 1,8 miliar," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/1/2018).
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, insiden itu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan pengawasan ke depannya.
"Ini jadi perhatian semua pihak. Artinya harus ditingkatkan pengawasan sama kehati-hatian di lapangan. SOP harus betul-betul ditaati. Artinya, dengan adanya kejadian berulang seperti ini, harus ada perbaikan pengawasan yang lebih ketat lagi sehingga tidak terulang," katanya.
Diketahui, enam girder Tol Depok-Antasari roboh pada Selasa (2/1/2018). Pembangunan ini menjadi satu dari 74 proyek di sektor jalan yang masuk pada proyek strategis nasional.
Robohnya girder Tol Depok-Antasari menjadi daftar kecelakaan kerja kesekian kalinya. Sebelumnya, proyek MRT di Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan juga pernah memakan korban jiwa. Pada Jumat (3/11/2017) silam, pagar pembatas proyek jatuh dan menimpa seorang pengendara sepeda motor yang melintas.