KRICOM - Partai Gerindra mengaku curiga dengan adanya upaya sistematis untuk menggerus citra partainya jelang pelaksanaan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Salah satunya dengan isu La Nyalla Matalitti yang dimintai duit Rp 40 miliar oleh partai besutan Prabowo Subianto itu.
Ketua DPP Bidang Hukum Gerindra, Habiburokhman menilai, eksistensi partainya kini sedang digerus oleh lawan politik yang merasa tersingkir.
''Saat ini Gerindra dengan posisi bagus, beberapa survei menyatakan Gerindra tertinggi minimal nomor dua. Jadi wajar saja ada yang enggak suka dengan kondisi saat ini," kata Habiburokhman di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/1/2018).
Habiburokhman mengaku tak risau dengan serangan semacam itu lantaran merupakan hal yang biasa dalam politik.
"Yang penting kami terus berjuang dengan program-program kami," tuntasnya.
Mahar politik mencuat pasca La Nyalla buka-bukaan terkait adanya permintaan uang miliaran rupiah dari Ketua Umum Partai Gerindra.
La Nyalla mengaku melaporkan hal tersebut ke para ulama di Jatim dan Jakarta yang telah mendukungnya, termasuk kepada Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Rachmawati.
Kepada Amien dan Rachmawati, La Nyalla menyatakan dirinya bukan tak sanggup mengemban tugas dari Gerindra soal syarat uang. Ia hanya ingin rekomendasi sebagai cagub Jatim keluar dahulu sebelum membayarkan uang miliaran rupiah yang diminta Prabowo.