KRICOM - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai ada dua agenda politik yang penting untuk diselesaikan oleh Ketua Umum Partai Golkar yang baru, Airlangga Hartarto usai dikukuhkan dalam Munaslub Golkar hari ini.
"Paling tidak ada dua agenda publik yang penting diselesaikan oleh Golkar," kata peneliti ICW, Donal Fariz saat konferensi pers di Kantor ICW, Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017).
Dua agenda yang dimaksudnya adalahterkait pergantian Ketua DPR dan penarikan Golkar dari keanggotaan Pansus Hak Angket DPR untuk KPK.
"Siapa yang akan dipilih menjadi ketua DPR? Lalu bagaimana nasib keberlanjutan Pansus Hak Angket? Baiknya Golkar menarik diri," jelas Donal.
Menurut Donal, pergantian ketua umum tidak serta merta membuat penurunan citra dan elektabilitas Golkar naik. Oleh karena itu, Golkar harus memperbaiki wajahnya di masyarakat dengan dua cara tersebut.
"Pergantian ketum tidak akan merubah citra atau elektabilitas Golkar. Yang harus diubah ialah bagaimana wajah Golkar di masyarakat," katanya.
Diketahui, Partai Golkar baru saja memilih ketua umum pada munaslub yang dilakukan selama tanggal 17-20 Desember 2017. Pada kesempatan itu, Airlangga terpilih untuk menggantikan Setya Novanto yang menjadi terdakwa kasus korupsi e-KTP.
Namun demikian, dalam pandangan ICW, pergantian tersebut tidak akan mengubah citra buruk Golkar yang selama 18 bulan kepemimpinan Setya Novanto sudah 'tercemar'. Pasalnya, dari waktu tersebut 16 politikus Golkar tersandung kasus korupsi.