KRICOM - Pilkada serentak 2018 menjadi salah satu fokus Presiden Joko Widodo untuk menjamin kondusifitas bangsa. Atas dasar itu, presiden mengajak seluruh masyarakat untuk turut menjaga tahun politik ini agar berlangsung damai.
Bukan tanpa alasan, presiden sadar jika situasi politik saat ini rentan dengan konflik seiring perkembangan teknologi yang bisa disalahgunakan.
“Ini adalah pesta demokrasi rakyat kita. Jangan sampai di dalam pilkada yang ada, terutama di media sosial saling mencela, saling mencemooh, saling menjelekkan, saling memfitnah, saling menebar kabar-kabar yang tidak benar, hoax yang itu sangat dilarang oleh agama kita,” kata Presiden Jokowi dalam Zikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Dzikir Hubbul Wathon, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur dilansir Setkab, Kamis (22/2/2018).
Tak hanya itu, ia juga mengajak para ulama untuk turut menyejukkan pesta demokrasi yang akan berlangsung di 171 daerah di Indonesia.
"Ini tugas kita semua, baik ulama, umaro, dan kita semua untuk menjaga agar negara tetap aman, sejuk, damai, dan tidak ada konflik sekecil apapun," tegasnya.
“Dengan menjaga kerukunan dan persaudaraan itulah kita akan bisa membangun negara yang kita cintai ini dalam rangka menyejahterakan, memakmurkan rakyat,” lanjut Jokowi.
Dengan persatuan antara ulama dan masyarakat itu, ia yakin tahun politik yang terbiasa dengan situasi panas dan rentan konflik bisa dihindari.
“Tapi Insya Allah tahun ini enggak ada, tahun depan enggak ada,” tandasnya.
Dalam acara tersebut, turut hadir pula Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin; Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu; Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto; Kepala Staf Presiden, Moeldoko; Ketua DPD, Oesman Sapta Odang; serta para Kiai, salah satunya KH Maruf Amin.