KRICOM - Anggota Dewan Penasihat 212 Eggie Sudjana menilai, tidak hadirnya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di tanah air membuat suara politik umat Islam goyang. Sehingga, ada kekhawatiran kepentingan politik yang menyusupi mereka.
Eggie menambahkan, sangat tak efektif bila Rizieq berada di luar negeri, sementara kini akan memasuki tahun politik. Yakni, Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019.
''Keputusan-keputusan politik di 170 kabupaten/kota dan Provinsi itu luas sekali. Sebagai pemilik mayoritas hak suara, masa umat Islam dipimpin pemimpin yang enggak bener?" kata Eggie ditemui di Masjid Al Itttihad, Jalan Tebet Mas, Tebet, Jakarta Selatam, Sabtu (27/1/2018).
Eggie melanjutkan, keberadaan Habib Rizieq sangat diperlukan. Apalagi, ada jutaan orang yang setia mengikuti dan mau mendengar suaranya.
"Setidaknya ada 7,4 juta orang mendengar. Itu yang baru terkoordinasi, bagi yang belum dan dipelosok desa. Nah itulah perlunya Habib Rizieq disini," papar dia.
Salah satunya permintaan agar tak memilih partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menistakan agama.
"Itu jelas amanahnya Habib. Asumsi ada yang menyusupi itu sudah terjadi. Seperti di Sumsel terpecah dan di Jawa Timur terpecah. Sehingga itulah perlunya Habib disini, kalau di luar negeri malah macam-macam lah," tutupnya