KRICOM - Belakangan, narkotika jenis cair kerap ditemui oleh pihak kepolisian maupun Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam melakukan razia. Terbaru, BNN menemukan sabu cair yang ditemukan di diskotek MG Internasional, Jakarta Barat.
Menurut BNN, sabu jenis cair memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi dibandingkan narkotika pada umumnya. Hal itu karena pembuatan maupun mereka yang mengkonsumsi tidak tahu dosis sabu dalam bentuk cair tersebut.
Selain itu, bahaya lain yang ditimbulkan yakni tingkat dehidrasi yang cukup parah bagi pengguna sabu cair.
"Karena sabu ini kan methamphetamine. Itu kalau digunakan bisa dehidrasi. Jadi pemakainya itu akan mengalami dehidrasi, kekurangan air," kata Ahli Kimia Farmasi Badan Narkotika Nasional, Kombes Mufti Djusnir di Jakarta, Selasa (19/12/2017).$
Menurut Mufti, bukannya menghilangkan haus, kerongkongan justru terasa kering dan menimbulkan ketergantungan untuk meminum sabu cair. Intinya, seseorang tidak tahu berapa dosis sabu yang telah ia konsumsi.
Sementara itu, ada batas pada tubuh manusia dalam mengkonsumsi obat-obatan. Jika berlebih, akan berujung pada kematian.
"Mereka akan merasa pingin pipis terus. Merasa kering kerongkongan dan merasa haus. Pernah enggak makan yang banyak kandungan mecinnya? Itu kan menyebabkan haus. Nah seperti itu mirip," ucap Mufti.
"Kalau sudah sampai ke dosis letal (berlebih) bisa berakibat kematian," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat dan BNNP DKI Jakarta melakukan penggerebekan di diskotek MG Jakarta Barat yang dijadikan pabrik sabu dan ekstasi, Minggu (17/12/2017) dini hari. Dari pengungkapan ini, diketahui diskotek ini memproduksi sabu cair dalam skala besar.