KRICOM - Aparat kepolisian menduga kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) sengaja dibentuk agar bisa mengacaukan pilkada serentak dengan menyebarkan berita ujaran kebencian atau hoax.
Apalagi mereka muncul di tahun-tahun politik dengan menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian.
"Pasti ada kan Pak Kapolri mengingatkan bahwa awal 2018 ini semua partai memanaskan mesinnya karena semuanya berkepentingan. Tetapi jangan sampai overheat," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di kantornya, Kamis (1/3/2018).
Hingga kini, penyidik Mabes Polri masih mendalami siapa saja orang yang memesan member MCA untuk memperkeruh suasana.
Selain itu, Setyo meminta semua pihak untuk bermedia sosial dengan baik. Jangan sampai netizen gampang percaya melihat pemberitaan dan meme di media sosial.
"Kami akan ungkap semua jadi ini pesan kepada publik yang menggunakan media sosial agar pakai medsos secara bijak. Jangan lagi main ujaran kebencian, fitnah apalagi provokasi," tutup perwira menengah itu.
Mantan Direktur Intelkam Polda Metro Jaya ini mengimbau masyarakat untuk berhati-hati agar mengunggah pemberitaan yang belum jelas kebenarannya.
"Saya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan medsos atau memfosting berita tidak benar," tutup Setyo.
Sekadar informasi, ada empat kelompok
The Family Muslim Cyber Army (MCA) yang ditangkap Bareskrim Polri. Mereka di antaranya Muhammad Lutfi (40), Riski Surya Darma (37), Ramdani Saputra (39), Yuspiadin (25), Ronny Sutrino (40) dan Tara Arsih .
Keempat pelaku berani menyebarkan berita ujaran kebencian seperti PKI bangkit kembali dan penganiayaan ulama.