KRICOM - Amerika Serikat (AS) mencoba untuk mendinginkan perseteruan di Timur Tengah, terkait status Yerusalem yang diklaim oleh Presiden AS Donald Trump menjadi Ibu Kota Israel. Salah satu usulan yang diucapkan oleh AS adalah dengan memberikan Kota Abu Dis kepada Palestina untuk dijadikan Ibu Kota.
Kontan solusi dari AS tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, saran dari AS justru akan membahayakan masa depan perdamaian Timur Tengah.
Dalam sebuah pertemuan dengan para anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Minggu (14/1/2018) silam, seperti dikutip dari CNN, Abbas dan beberapa faksi yang berada di Palestina bertemu untuk membahas soal saran dari AS tersebut.
"Kita saat ini sedang berada di titik yang kritis dan masa depan kita sedang dalam puncak bahaya. Kita baru-baru ini telah ditawarkan Abu Dis untuk menjadi Ibu Kota Palestina," ujar Abbas.
Abbas pun menegaskan bahwa dirinya menolak dengan tegas saran dari AS tersebut. Di dalam pertemuan yang tidak dihadiri oleh Kelompok Hamas, dirinya menyampaikan bahwa Yerusalem seharusnya menjadi ibu kota bagi dua negara, yaitu Israel dan Palestina, demi terciptanya perdamaian di kawasan tersebut.
"Yerusalem selama-lamanya adalah Ibu Kota Palestina," lanjutnya.
Hamas pun menyarankan untuk segera merevisi semua perjanjian yang telah disetujui antara PLO dan Israel. "Karena Israel telah membuat diskusi ini menemui jalan buntu. Israel telah mengesampingkan Persetujuan Oslo," sambung Abbas.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel secara sepihak. Klaim tersebut menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, khususnya Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan pihaknya tidak akan lagi menganggap Amerika Serikat sebagai mediator perdamaian di kawasan Timur Tengah.