KRICOM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memantik kontroversi dalam sebuah pidatonya, Rabu (3/1/2018) malam waktu setempat. Pasalnya, Trump mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang mendukung pernyataannya terkait status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Namun ironisnya, ucapan terima kasih tersebut diucapkan Trump dalam sebuah acara yang digelar oleh sebuah organisasi kemanusiaan untuk membantu misi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Saya ingin berterima kasih kepada negara-negara yang telah berdiri bersama AS saat digelarnya pertemuan Majelis Umum PBB, terkait status Kota Yerusalem," ujar Trump lewat sebuah video yang disiarkan oleh stasiun berita ABC News.
"Yakinlah, sikap yang Anda semua tunjukkan pada Kamis, 21 Desember 2017 akan diingat dan sangat patut mendapatkan apresiasi," lanjutnya.
Di video yang sama, Trump juga menegaskan kembali sikap AS sebagai mediator perdamaian di Timur Tengah. Menurutnya, Negeri Paman Sam akan selalu setia untuk mengupayakan perdamaian bagi negara Israel dan Palestina.
"AS akan terus berkomitmen untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina. Tidak ada alasan kita menunda proses ini," jelas Trump yang tampil dengan mengenakan kemeja putih berdasi biru, dibalut dengan jas berwarna hitam.
"Kami akan melanjutkan kerja sama dengan rekan-rekan seperti Anda untuk memastikan terciptanya perdamaian dan masa depan yang cerah di kawasan tersebut. Terima kasih, Tuhan memberkati kalian dan selamat tahun baru," pungkas Trump.
Seperti diketahui, ratusan negara anggota Majelis Umum PBB sepakat untuk menolak status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dalam sebuah pertemuan darurat. Negara-negara tersebut meminta kepada semua pihak untuk tetap menghormati resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB dan menjaga status quo di Kota Yerusalem.
Adapun pertemuan darurat tersebut dilakukan beberapa hari setelah AS memveto resolusi untuk mengembalikan Yerusalem sebagai ibu kota dua negara, yaitu Israel dan Palestina. Menurut AS, dirilisnya resolusi tersebut merupakan hal yang memalukan bagi PBB.