KRICOM - "Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk", demikianlah salah satu kutipan lirik lagu sang seniman legenda Benyamin Suep, yang berjudul kompor meleduk.
Dari lagu tersebut, kita bisa menyimpulkan kalau sejak dulu Jakarta sudah tidak asing lagi dengan musibah banjir. Tapi tentu saja ada yang berbeda dari tahun ke tahunnya.
Jika biasanya Jakarta dilanda banjir besar setiap lima tahun sekali, kini dapat dirasakan hampir setiap tahun. Banjir kali ini, bahkan menggenangi beberapa wilayah yang sebelumnya jarang terkena banjir. Seperti Jalan HR Rasuna Said, Kuningan.
Padahal jalan sepanjang 4,9 kilometer ini merupakan jalan utama dan merupakan pusat kota. Tapi kini, ruas jalan tersebut kerap terkepung air sedalam 30-40 sentimeter yang membuat aktivitas lumpuh hingga lalu lintas dialihkan.
Walaupun banjir selalu datang pada musim hujan, yang mengagetkan adalah ternyata curah hujan tahun ini jauh lebih kecil dibanding curah hujan lima tahunan.
Waduh! Masa sih? Berdasarkan data yang ada, curah hujan saat ini sebesar 83 mm/hari. Sedangkan saat banjir tahun 1996, intensitas curah hujan mencapai 300 mm/hari, lalu banjir pada tahun 2007 mencapai angka 340 mm/hari.
Pada kepo kan kalian pasti, apa sih sebenarnya yang menyebabkan Jakarta banjir selain hujan? Nah, Kricom.id mengumpulkan beberapa fakta yang buat ibu kota kebanjiran. check this out!
1. Kapasitas tampung debit sungai kecil
Foto: Twitter.com/@sutopo_PN
Volume air yang tak sebanding dengan kapasitas tampung akan membuat sungai gampang meluap lalu berakibat banjir.
Hal ini pun diamini oleh Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
"Kapasitas debit Kali Pulo di Jatipadang, Jakarta Selatan sudah tidak akan mampu mengalirkan air saat hujan deras. Kali hanya selebar 'gang senggol' akan mudah meluap. Tanggul akan mudah jebol. Harus ada solusi permanen. Jika tidak maka banjir akan berulang," katanya.
2. Sampah yang memenuhi sungai
Foto: kricom.id
Masyarakat yang masih memiliki kebiasaan buruk menjadi salah satu penyebab banjir. Apa coba? Buang sampah sembarangan!
Ya, memang sulit sekali menghilangkan kebiasaan ini. Tapi, kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi? Enggak mau kan Jakarta Banjir terus??
Setiap kali Jakarta banjir, tidak hanya air yang dihadapi, tetapi juga berton-ton sampah yang tersangkut di pintu air sepanjang sungai.
Sampah yang dibuang ke sungai oleh masyarakat, akan membuat aliran sungai terganggu, dan arus air menjadi tertahan sehingga mengakibatkan banjir.
3. Pembangunan pemukiman di bantaran sungai
Foto: Kovoid.blogsopt.co.id
Lagi-lagi ulah manusia yang tak bertanggungjawab, menjadi salah satu faktor utama meluapnya aliran sungai sehingga berakibat banjir.
Pembangunan pemukiman liar, sudah tak asing lagi di Jakarta. Lihat saja di sepanjang sungai di Jakarta, kita akan melihat banyak bangunan yang membuat kali semakin sesak. Belum lagi kebiasaan mereka yang sering sekali membuang sampah rumah tangga langsung ke sungai.
4. Kurangnya resapan air
Foto: okezone.com
Jakarta sebagai kota metropolitan, dan tulang punggung ekonomi serta pemerintahan, membuat para developer tidak bisa melihat tanah nganggur. Mereka 'haus' untuk membuat bangunan di atasnya. Entah itu perkantoran, perumahan, mall, dan ruko.
Tapi tentu saja hal itu mempunyai dampak buruk, semakin sedikitnya lahan terbuka di Jakarta, otomatis akan mengurangi juga daerah resapan air.
Sedangkan, resapan air memiliki fungsi penting sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Secara tidak langsung resapan air memegang peran penting sebagai pengendali banjir.
5. Kesalahan tata ruang kota
Foto: merdeka.com
Kesalahan sistem kelola tata ruang mengakibatkan air sulit untuk menyerap dan alirannya lambat. Sehingga ketika air yang datang ke Jakarta jumlahnya lebih banyak dari biasa, dan ditambah dengan faktor-faktor yang lainnya, menjadikan kota Jakarta cepat muda terjadi banjir.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan, salah satu penyebab utama terjadinya banjir di Jakarta adalah kesalahan tata ruang ibu kota.
"Inti dari bencana banjir di Jakarta adalah pada pengelolaan kepadatan tata ruang," kata peneliti senior dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Jan Sopaheluwakan.
Nah, setelah membaca beberapa fakta di atas, sudah makin tahu dong, kenapa Jakarta sekarang semakin sering banjir?
Ternyata hampir semua faktor-faktor penyebab banjir ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Iya kan?
So, mulai sekarang kita sebagai masyarakat yang peduli lingkungan dan tinggal di Jakarta harus lebih sayang dengan kota. Cara mudah, dimulai dari kebiasaan untuk tidak buang sampang sembarangan...