KRICOM - Terungkapnya bisnis peredaran narkoba dari balik Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara membuat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso miris. Pasalnya, peredaran narkoba tersebut dikendalikan oleh seorang terpidana mati bernama Togiman alias Toge.
Menurut pria yang akrab disapa Buwas ini, Toge kembali beraksi dengan mengedarkan sabu seberat 110 kilogram dan 18.300 butir pil ekstasi.
"Yang sangat miris, kasus ini melibatkan pelaku yang sudah dua kali divonis hukuman mati di lapas dan dia terlibat dalam semua pemesanan ini," kata Buwas kepada wartawan, Rabu(7/2/2018).
Buwas juga memaparkan, meskipun lapas mengisolasi penghuninya dari dunia luar, nyatanya 50 persen peredaran narkoba dikendalikan dari balik jeruji sel.
"Lima puluh persen peredaran narkotika itu dari lapas itu fakta. Bahkan 90 persen kasus yang kita ungkap selama 2017 itu melibatkan lapas," terangnya.
Bahkan anehnya lagi, para pengedar kerap memiliki akses ke ponsel.
"Di lapas aturannya tidak boleh ada alat komunikasi. Tapi kita lihat sendiri komunikasinya bebas. Bahkan tukar-tukar nomor, hasil penelusuran kita ini nomornya tukar-tukar. Di sana bisa cepat nomor baru didapat. Saya enggak tahu apakah ada jual terbuka di situ dan ponselnya canggih, ada antisadapnya. Ini tidak mungkin bisa digunakan tanpa ada yang mengantar. Ponsel itu tidak ada kakinya," ungkapnya.
Mantan Kapolda Gorontalo ini mengaku, sosok Toge tidaklah asing. Pasalnya, Toge juga sempat mencoba menyuap aparat sebesar Rp 8 miliar agar kasusnya tidak diproses.
"Toge mau suap saya Rp 8 miliar, tetapi lewat orang lain. Saya tolak karena bukan 8 miliar dolar," canda Buwas.
Sebelumnya, Toge sudah yang ketiga kalinya berbisnis narkoba dari balik jeruji besi.Meski sudah divonis dua kali huuman mati dan dijerat TPPU rupanya tidak membuat Toge untuk menghentikan untuk meracuni rakyat Indonesia.