KRICOM - Komisi Penanggulangan AIDS dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang mencatat ada 2.521 orang yang merupakan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di wilayah Sumedang. Data tersebut merupakan data sepanjang tahun 2017 hingga awal 2018.
Kabid Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Dokter Reny K Anton menegaskan, angka tersebut dinilai pihaknya sudah berkurang jauh dibanding tahun 2015 - 2016 lalu, yang mencapai angka 4.658.
"Hasil survei di lapangan dari data laki-laki suka laki-laki (LSL), di tahun ini sudah mulai berkurang," ungkap Reny di Kantor Dinkes Kabupaten Sumedang Rabu 24 Januari 2018.
Reny menambahkan, pihaknya masih sanksi dengan angka tersebut. Pasalnya, jumlah tempat mangkal (spot) mereka di tahun 2017 ternyata lebih banyak di tahun sebelumnya.
"Tahun 2015 - 2016 ada 40 Spot, sedangkan pada 2017 hingga 2018 ini ada 43 spot. Jadi kami masih mengira - ngira apakah ini memang warga Sumedang atau pendatang," bebernya.
Selanjutnya, saat ditanya mengenai angka penderita HIV AIDS di Sumedang Reny mengatakan, ada 40 orang.
"Mereka ini LSL yang positif mengidap HIV AIDS, sedangkan yang telah menjalani pemeriksaan di puluhan Puskesmas kami ada 786 orang," paparnya.
Lebih lanjut, Reny menambahkan, Dinkes Sumedang telah menyiapkan tim di setiap Puskesmas yang berada di wilayah Sumedang, bagi yang telah positif mengidap HIV AIDS dianjurkan untuk menjalani pengobatan di RSU Sumedang. Pengobatan untuk AIDS sendiri, yaitu dengan memberikan obat ARV kepada pasien.
"Ada empat pos pelayanan untuk pemberian ARV ini yaitu di Puskesmas Darmaraja, Tanjung Sari, Paseh dan Sukamantri. Rencananya nanti di seluruh Puskemas Sumedang diupayakan untuk ada pelayanan ini. Melihat di RSU Sumedang, untuk poli Aids hanya buka satu hari dalam seminggu yaitu hari Selasa," tandasnya.
Banyaknya jumlah LGBT di wilayah Sumedang tentunya, menurut Reny menjadi pemikiran bersama. Pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk menangani permasalah tersebut.
"Di sini bisa dilihat, ternyata Sumedang tidak adem-adem saja, kami harus berusaha semaksimal mungkin, mulai dari penyuluhan di kalangan remaja dan pendidikan mengenai bahaya HIV AIDS hingga ke bidang agama," pungkasnya.