"Saya mau tamasya, berkeliling-keliling kota
hendak melihat-lihat keramaian yang ada
saya panggilkan becak, kereta tak berkuda
becak, becak, tolong bawa saya
...
PENGGALAN lagu anak 'Hai Becak' yang digubah oleh Saridjah Niung atau yang lebih dikenal dengan Ibu Soed ini mendadak populer lagi usai Pak Gub berwacana akan 'nguri-uri' (menghidupkan kembali) becak sebagai moda transportasi di Jakarta, khususnya di perkampungan.
Alasan Mas Anies sederhana saja, dia mendengar curhat ibu-ibu di kampung yang kesulitan bawa barang belanjaan saat pulang dari pasar. Selain itu, Pak Gub mengatakan ingin memberi kesempatan bagi para abang becak untuk bisa ikut sejahtera di kota ini. Oh, mulia sekali kan? Itu bukti bahwa Pak Gub mendengarkan suara ‘wong cilik’ yang memang sepatutnya diperhatikan.
Tak pelak, kebijakan Mas Anies ini langsung jadi sasaran tembak oleh pihak-pihak yang berseberangan pendapat. Apalagi saat ini sudah ada ojek online yang lebih cepat dan gesit dengan tarif yang murah dan terjangkauyang bisa menggantikan becak.
Banyak yang kemudian menuding bahwa kebijakannya itu justru merupakan langkah mundur bagi wajah Jakarta, Ibu Kota Indonesia. Mereka mengatakan mantan menteri pendidikan itu adalah gubernur yang tersandera dengan janji kampanyenya yang ingin memberikan 'keadilan' bagi seluruh lapisan masyarakat Jakarta.
Pasalnya, becak sudah dilarang beroperasi di Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Bahkan pada tahun 1980-an, pernah dilakukan razia becak, yang kemudian ‘ditenggelamkan’ ke Teluk Jakarta dan dijadikan rumpon sebagai tempat ikan berkembang biak.
Namun ternyata, Pak Gub tetap konsisten dengan janjinya dan berani mengambil risiko 'dihakimi' kiri-kanan. Dengan kemampuan diplomasi yang memang di atas rata-rata dan sudah jadi 'trade mark'-nya, Pak Gub mengatakan bahwa sebenarnya maksud dari kebijakannya itu tidak seperti yang dipahami khalayak ramai.
Dia bahkan menyebut bahwa media sudah memelintir habis berita tersebut sehingga kesannya jadi menakut-nakuti bahwa becak akan ada di seluruh wilayah Jakarta dan bakal menambah kesemerawutan jalanan Jakarta yang memang sudah penuh sesak.
Mungkin itu sudah suratan takdir bagi Pak Gub yang selalu dibandingkan dengan Gubernur Jakarta sebelumnya. Tidak tahu kenapa, tapi tak bisa dipungkiri jika Mas Anies memang sedang jadi sorotan publik. Banyak kebijakan yang diputuskannya mendapatkan tentangan bahkan cemoohan. Tengok saja masalah penutupan jalan di Tanah Abang buat PKL yang terus menuai perdebatan.
Yang kedua adalah perintahnya untuk membongkar pagar Monas dan membebaskan warga bercengkerama di bawah pohon di atas rerumputan. Adem dan semilir pasti. Masalah nanti ada kerusakan di sana-sini, itu kan bisa diperbaiki. Kalau rumputnya mati kan tinggal diganti. Iya juga sih, gitu aja kok repot.
Bahkan Pak Wagub bilang kalau Monas akan disulap jadi seperti Central Park di New York atau Hyde Park di London. Nantinya pengunjung bisa menikmati Monas yang difungsikan sebagai taman. Kan maen pokoknya.
Lalu, masalah lain yang mungkin membuat Pak Gub pusing adalah penolakan BPN soal permohonan pembatalan sertifikat HGB sejumlah pulau hasil reklamasi yang diajukannya dan pengusutan kasus Sumber Waras yang masih tarik ulur.
Masih ada lagi sih sebenarnya, tapi... ah sudahlah, biarlah itu jadi urusan Pak Gub dan wakilnya. Daripada ikut puyeng, kayaknya asyik juga kalau kita naik becak keliling-keliling kota sambil melihat-lihat keramaian yang ada.
Becak... becak, tolong bawa saya!