KRICOM - Warga Jakarta Timur digegerkan dengan penemuan sesosok mayat pria di Terminal Kampung Rambutan. Mayat yang ditemukan pada Rabu (15/11/2017) ini ternyata korban pembunuhan. Dari hasil penyelidikan polisi, pria yang ditemukan tak bernyawa dalam keadaan terbungkus karpet tersebut bernama Imam Maulana.
Beberapa hari kemudian, polisi berhasil menangkap pembunuh Imam. Dia adalah Badrun (36), yang ternyata adalah kekasih sesama jenis dari pemuda berusia 19 tahun itu. Kepada polisi, Badrun mengaku menghabisi nyawa Imam lantaran cemburu.
Pembunuhan Imam menambah panjang daftar kasus pembunuhan yang berlatar belakang hubungan sesama jenis. Jauh sebelum Imam, ada beberapa kasus pembunuhan karena cinta sesama jenis. Kali ini, Kricom merangkum kasus-kasus tersebut.
1. Ryan Jombang
Nama Very Idham Henyansyah menggegerkan publik di tahun 2008. Bukan tanpa alasan, pria yang kerap disapa Ryan menjadi sorotan usai ditangkap polisi karena membunuh dan memutilasi seorang pria penyuka sesama jenis bernama Heri Santoso.
Pembunuhan yang dilakukan Ryan di Apartemen Margonda Garden Residence, Depok ini terbilang sadis. Heri ditikam hingga 11 kali, kemudian jenazahnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan dibuang secara terpisah.
Ryan mengaku nekat membunuh karena Heri menawarkan sejumlah uang untuk diizinkan berhubungan intim dengan Noval, pacar sesama jenis Ryan.
Hal ini membuat Ryan tersinggung hingga gelap mata menghabisi nyawa Heri. Setelah menghabisi Heri, Ryan dan Noval berfoya-foya menggunakan kartu kredit milik pria yang dibunuhnya tersebut.
Polisi kemudian mengembangkan penyelidikan dalam kasus ini. Hasilnya mengejutkan, polisi menemukan 10 jasad terkubur di halaman belakang rumah Ryan di Jombang, Jawa Timur. Jasad-jasad ini tak lain adalah korban dari pembunuhan yang dilakukan Ryan sebelumnya.
Pengadilan kemudian menjatuhkan hukuman mati pada Ryan. Namun hingga kini, eksekusi terhadapnya belum juga dilakukan.
2. Mujianto alias Genthong
Kasus yang terjadi di Nganjuk, Jawa Timur ini tak kalah fenomenal. Ketika ditangkap polisi pada Februari 2012, Mujianto alias Genthong mengaku telah meracuni 15 orang dengan menggunakan racun tikus.
Genthong mengaku melakukan hal tersebut lantaran cemburu. Mereka yang menjadi korban merupakan orang yang dianggap 'dekat' dengan Joko, majikan dari Genthong yang juga diakuinya sebagai pacarnya. Di mata Genthong, mereka adalah 'pesaing' yang harus disingkirkan.
Genthong secara diam-diam menghubungi para korban satu-persatu, kemudian mengajak mereka berhubungan badan. Usai melakukan persetubuhan, Genthong memberikan makanan yang sebelumnya telah dibubuhi racun tikus.
Aksi yang dilakukan Genthong tak berjalan mulus. Dua orang korbannya selamat setelah mendapat pertolongan di rumah sakit. Keterangan dua orang inilah yang kemudian membuat Genthong tertangkap. Genthong divonis sembilan tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Nganjuk.
3. Irma Safitri
Pembunuhan berlatar belakang hubungan sesama jenis tak hanya dilakukan kaum pria, tapi juga dilakukan seorang wanita.
Seorang gadis muda bernama Irma Safitri nekat membunuh kekasih sesama jenisnya, Vivi di kamar kosnya di Watampone, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini terjadi pada November 2016 lalu.
Ketika itu, Irma, Vivi, dan beberapa rekannya tengah mengkonsumsi minuman beralkohol. Dalam keadaan mabuk, Irma menanyakan soal hubungan Vivi dengan gadis lain. Tiba-tiba keduanya terlibat cekcok. Irma yang kalap menikam Vivi dengan pisau dapur di bagian leher, akibatnya Vivi tewas bersimbah darah.
Atas perbuatannya, Irma dijerat Pasal 338 atau 351 KUHP tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan nyawa orang lain meninggal dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
4. Rizki Perdana
Jika tiga kasus di atas berlatar belakang kecemburuan, kasus yang terjadi di Dumai pada Mei 2017 ini beda lagi. Seorang pria bernama Rizki Perdana ini tega membunuh hanya lantaran uang Rp 200 ribu.
Saat itu, Rizki yang sedang membutuhkan uang menghubungi Syamsudin, pria penyuka sejenis yang dikenalnya melalu jejaring Facebook. Syamsudin kemudian menyuruh Rizki datang ke rukonya.
Di sana, Syamsudin meminta Rizki untuk memuaskan birahinya. Setelah melakukan persetubuhan, Rizki menagih uang Rp 200 ribu yang dijanjikan, namun Syamsudin menolak memberikan uang tersebut dengan alasan 'service' yang diberikan Rizki tidak memuaskan.
Mendengar hal itu, Rizki naik pitam. Keduanya kemudian terlibat perkelahian. Rizki kemudian menghantamkan asbak ke kepala Syamsudin lalu mencekiknya hingga tewas. Perkelahian tersebut rupanya didengar oleh warga sekitar yang kemudian melaporkannya ke polisi.
Rizki ditangkap warga sekitar dan nyaris saja dihakimi. Beruntung polisi cepat datang mengamankannya dari amuk massa.
5. Ryan BP
Pembunuhan sadis ini terjadi pada 2014 lalu. Rudianto, alumnus Fisip Unpar Bandung ditemukan tewas dalam kondisi hangus terbakar di kamar kosnya di daerah Cidadap, Bandung.
Pelaku pembunuhan tersebut adalah Ryan BP, kenalan korban. Ryan mengaku membunuh Rudianto usai cekcok lantaran dirinya menolak diajak bersetubuh.
Perkenalan Ryan dan Rudianto terjadi melalui aplikasi chat WhatsApp. Rudianto kemudian mengajak Ryan ke kamar kosnya. Di sana, mereka berbincang sejenak sebelum akhirnya Rudianto mengajak Ryan melakukan hubungan seksual.
Menurut pengakuannya, Ryan menolak ajakan tersebut. Rudianto kemudian marah dan mengancam Ryan dengan pisau. Ryan lalu berlari keluar kamar untuk mengambil batu, kemudian kembali ke dalam dan melemparkan batu tersebut ke kepala korban.
Rudianto pun terjatuh, pisau telah terlepas dari tangannya. Melihat hal tersebut, Ryan kemudian kembali menghantamkan batu ke kepala Rudianto hingga dirinya kejang-kejang.
Masih belum puas, Ryan menjerat leher Rudianto menggunakan kabel laptop, lalu menusukkan pisau ke perut dan dada korban. Tak berhenti di situ saja, Ryan membakar tubuh Rudianto yang sudah tak bernyawa menggunakan cairan alkohol 40 % yang ada di kamar korban. Atas pembunuhan sadis ini, Ryan BP menghadapi vonis 12 tahun penjara.
Selain lima kasus di atas, masih banyak lagi pembunuhan yang berlatar belakang hubungan sesama jenis. Lalu, apakah ada hubungannya antara orientasi seksual para pembunuh dengan perilaku sadis yang mereka lakukan?
Salah satu Aktivis Gay, Hartoyo, tidak setuju jika kaum penyuka sejenis diidentikkan dengan perilaku kekerasan.
"Itu kembali ke orangnya masing-masing. Kalau melakukan kejahatan atau kekerasan, orang yang heteroseksual (normal) juga bisa melakukannya," ucap pria yang menyukai sesama jenis sejak kecil ini.