KRICOM – Akibat terjangan air bah, Bendungan Kricikan yang terletak di Desa Rejosari, Gondangrejo jebol pada Jumat (19/1) dini hari. Ribuan meter kubik air menghancurkan akses jalan penghubung antardusun, areal persawahan dan infrastruktur wahana wisata Telaga Rejobanget.
Pantauan di lapangan, dinding bendungan dari beton berlapis tanah uruk tebal 25 meter lebar 10 meter dan kedalaman 20 meter itu ambrol. Banjir mengempaskan material fondasi bendungan sampai puluhan meter. Areal persawahan di bawah bendungan yang terletak di Dukuh Kricikan, Desa Rejosari berukuran 5 hektare tersapu banjir dan terendam lumpur.
“Sawah itu milik warga Desa Rejosari. Rusak semua. Padahal usia tanaman sudah dua bulan. Bendung yang jebol juga merusak infrastruktur obyek wisata milik BUMDes, yakni Telaga Rejobanget,” kata Kadus Sosogan, Sartono saat ditemui di lokasi.
Saat ini, jalan menuju obyek wisata air itu ditutup dari jalur Dukuh Kricikan maupun Dukuh Sosogan. Jebolnya bendungan juga memutus akses tercepat penghubung dua dusun tersebut.
“Jalan alternatifnya hilang. Satu-satunya cara, harus lewat jalan raya Jatikuwung. Padahal kalau lewat jalan alternatif ini bisa hemat dua kilometer perjalanan,” kata Sartono.
Salah seorang warga RT05/ R06 Jatisari, Jatikuwung, Tarlik (51) mengatakan dulunya terdapat dua pintu air pengontrol debit di bendungan. Selama beberapa waktu terakhir pintu itu ditutup.
“Apa mungkin karena itu (pintu air ditutup) bendungan jebol? Besi di pintu air itu juga pernah dicuri,” katanya.
Hujan deras berkepanjangan yang mengguyur Karanganyar pada Kamis (18/1) juga memicu longsor di sejumlah lokasi seperti dapur tertimpa longsor tebing di Dukuh Trincing Kidul, Desa Seloromo, Jenawi ; serta sebagian rumah hancur milik warga Desa Dayu, Gondangrejo. Tidak ada korban jiwa akibat bencana alam, namun kerugian ditaksir mencapai Rp500 juta lebih.