KRICOM - Demi meredam tensi panas terkait krisis nuklir di Semenanjung Korea, Amerika Serikat (AS) telah mengutus sejumlah diplomatnya ke Jepang dan Korea Selatan (Korsel) untuk menjalin komunikasi yang lebih erat.
Menurut Kementerian Luar Negeri AS, pertemuan para diplomat tersebut salah satunya diisi oleh pembicaraan untuk menentukan strategi demi menambah tekanan terhadap Korut. Hal itu merupakan respon atas peluncuran rudal balistik jenis baru oleh Korut, dalam rangka uji coba senjata nuklir beberapa waktu lalu.
"AS akan terus melanjutkan kerja sama dengan kedua negara ini (Jepang dan Korsel) sehingga kami bisa berbicara dengan Republik Rakyat Demokratik Korea untuk membahas rencana denuklirisasi," ujar perwakilan diplomat AS untuk urusan Korut, Joseph Yun, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/12/2017).
Adapun tensi antara AS dan Korut sendiri dikabarkan kian meningkat. Pasalnya, Korut baru-baru ini juga telah melontarkan kritik pedas atas sikap Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Tanpa ragu, Pyongyang bahkan menyebut pria yang juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia tersebut sebagai sosok yang bodoh, karena telah melakukan langkah-langkah yang sembrono.
"Kebijakan yang ia buat secara gamblang memperlihatkan kepada dunia siapa yang sejatinya adalah penghancur perdamaian dan keamanan dunia, kepanikan dan kekacauan di komunitas internasional," ujar juru bicara tersebut saat berbicara di kantor berita propaganda Korut, KCNA.