KRICOM - Operasi Satgasus Polri yang berhasil menciduk kapal pengangkut sabu sebanyak 1,6 ton di perairan Kepulauan Riau meninggalkan kesan tersendiri bagi Diretktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Suwondo Nainggolan.
Dalam operasi gabungan bersama Bea Cukai Pusat dan daerah itu, tim dari Satgasus harus lebih dulu menjalani lakon yang tak mudah. Banyak cerita terkenang, susah senang dijalankan demi misi menggagalkan distribusi barang haram tersebut yang belakangan diketahui berasal dari Taiwan.
"Awal cerita dari informasi yang masuk ke Ditresnarkoba, mengenai adanya kapal yang akan mengangkut narkoba skala besar ke wilayah Indonesia melalui laut Kepri," jelas Kombes Suwondo saat berbincang dengan Kricom, Rabu (21/2/2018).
Dengan bekal informasi akurat tersebut, diteruskan dengan membentuk satuan tugas khusus lewat Surat Perintah per tanggal 5 Januari 2018.
Suwondo menuturkan, dari informasi yang diperoleh, rencananya narkoba tersebut akan diturunkan di Banten, tepatnya di Tanjung Lesung. Lalu anggota langsung bergerak guna melakukan pemetaan di wilayah Tanjung Lesung, menyamar sebagai petugas dari Dinas Kepariwisataan yang sedang melakukan penelitian terhadap pengembangan lokasi wisata di wilayah tersebut.
"Banyak sekali suka duka saat anggota melakukan tugas undercover. Anggota yang sedang terkena penyakit gatal-gatal di kulit sampai sembuh karena mereka tiap hari mandi di laut," kata Suwondo tersenyum.
"Mereka berenang untuk memetakan potensi wilayah yang bakal digunakan untuk bongkar muat narkoba," imbuhnya.
Kejadian lucu lainnya, tepat di tanggal 14 Februari, Kasubdit II Ditnarkoba, AKBP Doni Alexander sampai jadi koki untuk anggota yang lain. "Jadi bisa masak dia lewat operasi Satgasus," kata Suwondo lagi.
Pada tanggal 15 Februari 2018 hasil koordinasi tim dengan sumber informasi serta koordinasi lintas sektor dengan Bea Cukai serta atas perintah Kasatgassus Polri, Tim berangkat menuju Batam.
"Terpilih enam orang sebagai Tim Tindak yang berada di Kapal Bea Cukai yang dipimpin oleh Kompol Indra Wienny Panjiyoga. Kondisi anggota saat itu tidak fit secara penuh, dikarenakan kondisi badan anggota kelelahan setelah melakukan penyelidikan Narkoba jenis Sabu seberat 239,7 Kg serta penyelidikan di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten," jelasnya.
Operasi laut selesai, kini operasi udara di mulai, patroli laut lewat pesawat dilakukan untuk mengintai kapal yang menjadi target operasi.
Patroli via udara dipimpin oleh AKBP Audie Latuheru. Pada saat itu ada salah satu anggota yang ikut sebagai tim teropong dan dokumentasi kapal. Dikarenakan anggota team yang ikut di pesawat baru pertama kali naik pesawat latih, anggota ini sampau muntah karena mual akibat manuver pesawat.
"Dia muntah tiga kali, dan terekam di Go Pro AKBP Audie Latuheru," cerita Suwondo.
Banyak hal yang mewarnai operasi kali ini, belum lagi pada tangal 19 Februari, sambung Suwondo, setelah diketahui posisi kapal target, tim langsung bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Bea Cukai Batam dan Karimun untuk melakukan pengejaran. Karena tidak ingin target buruan lolos, tim yang mengendarai speedboat Bea Cukai sempat menyerempet kapal nelayan setempat, beruntung tidak ada kejadian berarti.
Hal unik lainnya saat AKBP Doni yang kesulitan untuk berkomunikasi lantaran sinyal ponsel satelit lemah, hingga Doni harus menjauh dari bangunan-bangunan sekitar, padahal saat itu sedang genting menunggu kegiatan selesai di pelabuhan," kata Suwodo.
Dalam operasi ini, sebanyak 4 anak buah kapal berhasil diamankan, diketahui kapal tersebut berasal dari Taiwan dengan memakai bendera Singapur.
Saat ini aparat masih melakukan pendalaman guna mencari jaringan utama narkoba tersebut. Diduga kuat sabu 1,6 ton ini masih satu jaringan dengan sabu 1,1 ton yang berhasil diamankan TNI AL dan BNN serta sabu 1 Ton yang diamankan di Banten akhir tahun lalu.