KRICOM - Oesman Sapta Odang (OSO) membeberkan alasan di balik terpilihnya dirinya menjadi Ketua Umum Partai Hanura pada 2016 silam.
Hal itu dijelaskannya terkait polemik kepengurusan yang tengah melanda partainya. Di mana, OSO diberhentikan sebagai Ketua Umum dalam rapat yang dipimpin oleh Sejken Hanura Sarifuddin Suding. OSO sendiri juga telah memecat Suding karena dituding merusak marwah partai.
Dikatakan OSO, dirinya mengemban tugas sebagai Ketua Umum Hanura karena diminta langsung oleh pendirinya, Wiranto. Bahkan, OSO menyebut bila Wiranto sampai harus tiga kali menawari posisi tersebut kepadanya sebelum akhirnya dia mau menerima jabatan tersebut.
"Dia (Wiranto) meminta saya menjadi Ketua Umum. Tiga kali dia meminta," ungkapnya usai rapat harian Hanura di Hotel Manhattan, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018).
OSO menambahkan, permintaan itu dilontarkan Wiranto karena pada saat itu dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan oleh Presiden Joko Widodo.
"Tapi akhirnya saya terima karena Wiranto menyampaikannya kepada saya. Menurut hati nuraninya, dibutuhkan figur yang bisa meneruskan pekerjaannya. Dia tidak bisa (lagi) jadi Ketum karena dia menjadi Menkopolhukam," tuturnya.
Karena itu, dia meyakini bahwa Wiranto akan berpikir dua kali untuk menggesernya dari jabatan Ketum Hanura. Sebab, posisi ini sendiri dijabat OSO untuk memenuhi permintaan langsung dari Menkopolhukam itu.
"Saya percaya bahwa Pak Wiranto tidak akan merubah pikirannya," klaim OSO.
Sebelumnya, sebanyak 27 DPD dan lebih dari 400 DPC Hanura melangsungkan rapat di bilangan Blok M, Jakarta Selatan pada Senin (15/1/2018).
Dalam rapat yang dipimpin oleh Sekjen Hanura, Sarifudin Sudding itu, diputuskan untuk memberhentikan OSO sebagai Ketua Umum dan menunjuk Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
=====================================================