KRICOM - Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto menegaskan bahwa masalah yang melanda Hanura adalah soal kepemimpinan.
"Kami coba melakukan pendekatan ke kedua pihak untuk bersama-sama bertumpu kepada satu musyawarah yang mengedepankan hati nurani. Semua terjadi karena ada sebab dan akibat, kalau ini karena masalah leadership (kepemimpinan)," kata Wiranto di lingkungan Istana Kepresidenan seperti dilansir dari Antara, Kamis (18/1/2018).
27 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan 401 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hanura mengadakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang menghasilkan keputusan pemberhentian Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai ketua umum. Munaslub secara aklamasi juga menunjuk Ketua Umum Partai Hanura terpilih Daryatmo bersama enam orang anggota tim formatur untuk segera menyusun struktur kepengurusan DPP Partai Hanura hasil munaslub.
"Tapi, kalau itu tidak selesai tentunya melalui pendekatan-pendekatan hukum. Ini tentu akan merugikan Partai Hanura karena kami sedang menghadapi proses verifikasi faktual pilkada, pilpres, pileg tapi ini urusan dalam partai. Apa yang harus saya lakukan, saya lakukan," tegasnya.
Gara-gara masalah ini, Wiranto mengaku jika banyak permintaan agar dia kembali memimpin Hanura.
"Teman-teman dari kelompok DPD dan DPC meminta saya kembali memimpin partai ini. Tapi saya katakan tugas pokok saya sebagai Menkopolhukam juga cukup padat, sehingga orientasi saya membantu Presiden saat ini," imbuhnya.
"Tapi saya sebagai ketua wanbin tentu juga punya tanggung jawab bagaimana partai ini tetap rukun, baik, eksis, tetap berkembang. Tapi saya kira tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan kalau kita bisa berpikir dengan baik," lanjutnya.
Wiranto pun mengaku belum bertemu dengan dua pihak yang berkonflik.
"Saya tidak bisa bicara dengan anda tanpa bertemu kedua belah pihak. Saya baru rapat dengan Presiden, belum juga ketemu, mendengar itu juga dari berita ya. Saya perlu ketemu dulu baru bisa menjawab," tutupnya.