KRICOM - Meskipun rencana penyambutan besar-besaran atas kepulangan Habib Rizieq banyak dipandang sebelah mata, tetapi pengamat politik Boni Hargens memandang ada nilai positif di balik niatan tersebut.
Namun begitu, penyambutan terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini juga harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat. Kedua pihak harus sama-sama membangun islah dan menciptakan kondisi yang stabil.
Langkah pertama menurut Boni adalah, Habib Rizieq harus menghormati hukum di Indonesia terlebih dahulu. "Baru kita bicara, mau damai macam apa, bagaimana menjaga ketenteraman bangsa ini," kata Boni kepada Kricom di Jakarta, Senin (19/2/2018).
Boni melanjutkan, selama ini, Habib Rizieq sudah menjadi oposisi tanpa parlemen yang kerap mengganggu kestabilan politik di Indonesia. ''Islah mungkin baik untuk pemerintah. Namun harus hati-hati membangun manajemen dengan Rizieq, jangan sampai pemerintah yang digiring oleh mereka," kata dia.
"Justru negara yang menggiring mereka. Penting untuk membina toleransi dan mencegah terjadinya perpecahan," papar Boni.
Dia menilai, politisasi jelang 2018 dan 2019 bisa berbahaya karena kubu fundamental dijadikan amunisi.
"Kelompok partai yang pragmatis melihat mereka sebagai modal besar. Makanya pak Jokowi harus memanajemen hubungan dengan mereka. Hal ini harus didampingi oleh NU dan Muhammadiyah sebagai ormas yang mampu menjaga kebhinekaan," kata dia.