KRICOM - Meninggalnya seorang terduga teroris berinisial MJ, menyisakan tanda tanya besar. MJ tewas meregang nyawa usai menjalani pemeriksaan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Taufiqulhadi ikut menyoroti kasus ini. Dia berharap, jika kejadian seperti itu terjadi, membuat citra hukum Indonesia buruk.
"Saya mengharapkan itu, kalau itu terjadi secara terus menerus, itu membuat wajah hukum Indonesia jadi jelek. Itu adalah paradigma lama, ketika memeriksa bisa mati seseorang terduga," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/2/2018).
Dia mempertanyakan kejadian seperti ini terjadi. Karena seseorang yang terduga melakukan tindak pidana, tidak seharusnya tewas ketika menjalani pemeriksaan.
"Saya berharap ada penjelasan. Kenapa orang yang diperiksa sampai meninggal," ucap dia.
Dia meminta jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri), terutama Densus 88, perlu menjelaskan kasus ini. Terutama menjelaskan alasan tewasnya MJ. Karena, kata dia, jika polisi tak memberikan penjelasan, akan memunculkan prasangka di masyarakat.
"Saya minta ke Densus dan polisi untuk segera, kenapa dia tewas. Jangan memunculkan dugaan-dugaan di masyarakat," tegas dia.
Densus 88 Antiteror menangkap MJ di Kecamatan Haurgelis, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (7/2/2018) kemarin. Ketika itu dia diciduk bersama sang istri berinisial ASN.
Keduanya lantas hendak dibawa ke kantor polisi guna menjalani pemeriksaan. Namun MJ justru tewas sesaat sebelum menjalani pemeriksaan di kantor polisi.
Diketahui MJ berprofesi sebagai pedagang es. MJ diduga masuk sebagai kelompok teroris Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) binaan terpidana teroris yang saat ini mendekam di Lapas Cipinang, Ali Hamka.