KRICOM - Kelakuan HI (16), siswa SMAN 1 Torjun yang menganiaya guru kesenian, Ahmad Budi Cahyono (26) sampai meninggal dunia memang keterlaluan. Apalagi perbuatan tersebut dipicu permasalahan sepele.
Psikolog Anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo menuturkan ada banyak hal yang membuat HI bertindak nekat. Salah satunya penyebabnya karena emosi anak-anak seusia itu masih belum stabil.
"Ini ada hubungannya dengan perkembangan otak remaja, khususnya di area prefrontal cortex yang belum sempurna. Bagian ini baru optimal berfungsi saat usia 20 tahun, sebelum dari itu emosinya masih belum stabil," kata Vera kepada Kricom.id, Rabu (7/2/2018).
Vera menilai, HI yang termasuk anak-anak generasi zaman now juga cenderung melihat segala sesuatunya secara sama. Dia tidak memandang apakah saat ini sedang berbicara dengan orang tua atau usia sebaya.
"Jadi kaya di dunia sosmed gitu. Di mana tidak ada perbedaan saat sedang chat dengan orang lebih tua atau sebaya. Nah kebiasaan di dunia internet ini terbawa interaksi mereka di dunia nyata," ujarnya.
Selain ada pengaruh media sosial, sikap HI yang temperamental juga bisa dipengaruhi tayangan televisi atau games online.
Apalagi baru-baru ini, beredar games 'Pukul Guru Anda'. Permainan itu mempertontonkan seorang siswa memukuli gurunya yang sedang duduk di depan kelas hingga berkali-kali.
"Karena pengaruh games itu, tanpa disadari nilai kekerasan jadi terserap dan menjadi acuan mereka dalam berperilaku," pungkas Vera.
Peristiwa nahas yang dialami Budi bermula ketika dirinya sedang mengajar Seni Rupa berlangsung di Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun. Kala itu dia menegur dan mencoret pipi HI (17) lantaran menganggu teman sekelasnya yang sedang belajar.
Tak terima ditegur, HI kemudian mengumpat gurunya dengan kalimat tak sopan. Dia kemudian memukuli Pak Budi hingga mengenai pelipis sebelah kanan.
Beberapa jam setelah penganiayaan terjadi, Budi dikabarkan meninggal dunia. Dari hasil diagnosa dokter di RS dr Soetomo, korban mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi.