KRICOM - Nazareth, kota yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, tak akan merayakan Hari Raya Natal. Bahkan pemerintah kota setempat tak akan menggelar perayaan di tanggal 25 Desember mendatang akibat pernyataan kontroversial yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Hal tersebut disuarakan oleh Wali Kota Nazareth, Ali Salam. Seperti dikutip dari Newsweek, Salam memutuskan bahwa pihaknya telah membatalkan semua jenis perayaan Natal di tahun 2017. Menurutnya, pernyataan Trump telah merenggut kebahagiaan Natal.
"Identitas dan keyakinan kami bukan untuk didebatkan," ujar Salam dalam sebuah jumpa pers yang digelar Kamis (14/12/2017) lalu. "Pernyataan Trump terkait Yerusalem telah merenggut kebahagiaan, sehingga kami akan membatalkan semua festival terkait Natal tahun ini."
Nazareth sendiri merupakan sebuah kota yang meskipun dihuni oleh mayoritas umat Muslim, tetap menjaga tradisi dengan merayakan hari raya Natal yang dirayakan oleh umat Nasrani.
Setiap tahun, warga Nazareth akan menikmati makanan khas daerah setempat di setiap pasar dan sejumlah parade untuk merayakan hari Natal. Festival di negara tersebut juga telah menarik perhatian dari sejumlah peziarah dari berbagai belahan dunia.
Namun saat ini ketegangan kian meningkat di kawasan tersebut usai Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel. Sejumlah bentrokan antara warga Palestina dan tentara Israel sempat terjadi dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.