KRICOM - Hasil survei yang dilakukan PolMark Indonesia pada 9-20 September lalu kembali menempatkan nama Joko Widodo sebagai presiden yang paling diinginkan di Pilpres 2017.
CEO dan Founder PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengatakan hasil itu didapat dari survei yang dilakukan di 32 dari 34 provinsi (kecuali Papua dan Papua Barat) Indonesia dengan 2.250 responden.
"44,3 persen mendukung Jokowi menjadi presiden. Sementara yang tidak ingin Jokowi maju lagi ada 32,4 persen serta tidak tahu 23,2 persen," ujarnya saat diskusi publik dengan tema 'Tiga tahun Jokowi-JK dan calon penantang Jokowi di Pilpres 2019' di Restoran Batik Kuring kawasan SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2017).
Untuk kepuasan publik terhadap kinerja mantan Wali Kota Solo ini, mendapati angka 54,5 persen puas, sangat puas 4,5 persen dan 59 persen tidak tahu.
"Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur lebih cepat 51,3 persen, warga lebih sejahtera 6,3 persen dan penanganan korupsi 4,9 persen," ungkapnya.
Disisi lain, dikatakan Eep, kepribadian Jokowi yang dianggap santun dan merakyat telah membuat publik merasa dekat dengan kemimpinannya.
"Untuk yang paling mencolok, yakni bukti kinerjanya 31,1 persen, merakyat 23,8 persen dan sisanya sebut Jokowi bertanggung jawab, jujur, baik dan ramah," imbuhnya.
Kendati demikian, meski hampir setengah responden menginginkan Jokowi kembali maju sebagai RI 1, ada sejumlah hal yang membuat sebagian warga lain yang tak menginginkan hal tersebut.
"Alasannya ingin pemimpin baru 25,3 persen, kurang tegas 16,8 persen, belum ada perubahan 15,2 persen, dan ekonomi buruk 10,5 persen," pungkasnya.