KRICOM - Mayoritas warga Indonesia menilai Presiden Joko Widodo anti-Islam. Berdasaran hasil survei yang dilakukan Median pada 14-22 September, 33,3 persen warga sebut Jokowi anti-Islam.
Sementara itu, hanya 30,0 persen saja yang meyakini orang nomor satu di Indonesia saat ini mendukung umat muslim.
Menurut Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, 25,2 persen responden di antaranya menilai bahwa dengan penetapan sejumlah ustaz dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab sebagai tersangka, mempertegas bahwa Jokowi anti-Islam.
Selain itu, 14,2 persen menyebut bahwa Perppu Ormas yang dikeluarkan Jokowi sebagai kebijakan anti-Islam.
"Faktor lainnya adalah pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga dinilai sebagai kebijakan anti-Islam," paparnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2017).
Bahkan, ia mengungkapkan, 6,1 persen respon masyarakat soal kebijakan anti-Islam Jokowi adalah soal tak adilnya terhadap ativis Islam, 3,4 persen isu PKI dan 3,2 persen menilai Jokowi terlalu membela Ahok (Basuki Tjahaja Purnama).
Menurut Rico, hal ini membahayakan karena mayoritas suara pada Pilpres 2019 didominasi umat muslim.
"Bukan tak mungkin Jokowi akan kalah kalau stigma ini terus melekat," imbuhnya.
Seperti diketahui, Lembaga survei Median menggelar survei eletabilitas calon Presiden 2019. Survei ini melibatkan seribu responden di seluruh Indonesia baik penduduk perempuan dan pria.
Survei yang digelar selama sepekan belakangan ini menggunaan metode sampling Multistage Random Sampling dan proporsional atas populasi Provinsi dan Gender. Kendati demikian, hasilnya masih menempatkan Jokowi di urutan pertama.