KRICOM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Direktur Jenderal Perhubungan Laut nonaktif Antonius Tonny Budiono. Budi Karya dimintai keterangannya sebagai saksi untuk tersangka Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adiputra Kurniawan.
Kepada awak media, dia menegaskan akan mendukung langkah lembaga antirasuah dalam mengusut dugaan korupsi di kementeriannya.
"Kemenhub sepakat agar proses penegakan hukum itu, selalu ditegakkan dan kami selalu mendukung. Ini bagian daripada bagaimana kementerian bisa melakukan kegiatan lebih (good) governance," kata Budi Karya di usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2017).
Dia pun mengaku dicecar 20 pertanyaan oleh penyidik lembaga antirasuah. Namun, dia enggan membeberkan materi pemeriksaan dan meminta hal itu ditanyakan langsung kepada KPK.
"Sedangkan hal-hal yang lain, saya pikir monggo rekan-rekan supaya bisa bertanya pada KPK, apa saja yang ditanyakan," tuturnya.
Selain itu, ia mengucapkan terima kasih kepada KPK yang telah memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Saat disinggung mengenai proyek di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, yang terindikasi suap, Budi lagi-lagi enggan berkomentar.
Dia langsung tutup mulut saat dicecar soal 33 tas berisi uang sekitar Rp 18,9 miliar yang disita dari Tonny di rumah dinasnya.
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II ini langsung menerobos kerumunan wartawan ketika ditanyakan apakah uang tersebut merupakan fee dari sejumlah proyek di Kemenhub.
Seperti diketahui, dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Tonny dan Adiputra Kurniawan sebagai tersangka suap. Tonny diduga menerima suap sekitar Rp 1,174 miliar, yang disita dari rekening Bank Mandiri.
Uang itu diduga diberikan Adiputra agar perusahaannya mendapatkan proyek di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. PT Adhiguna Keruktama sendiri akhirnya yang berhasil mengerjakan proyek pengerukan alur pelayaran di pelabuhan tersebut.