KRICOM - Tertangkapnya Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman, oleh KPK kemarin, nampaknya membuat Gubernur Jawa Timur, Soekarwo kecewa berat. Bukan tanpa alasan kekecewaan pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Pasalnya, sejauh ini sudah banyak pejabat di Jawa Timur yang tertangkap KPK di antaranya, Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan Fuad Amin, Walikota Batu, Eddy Rumpoko, Bupati Pamekasan Achmad Syafii, Walikota Madiun, Bambang Irianto dan Ketua DPRD Kota Mojokerto, Purnomo.
Bahkan, KPK juga pernah melakukan OTT pada Ketua Komisi B DPRD Jatim Moch Basuki, Kepala Dinas Pertanian Jatim Bambang Herianto serta Kepala Dinas Peternakan Jatim Rohayati.
Oleh sebab itu, Soekarwo pun berharap agar kasus Bupati Nganjuk, adalah kasus yang terakhir.
"Mudah-mudahan ini yang terkahir. Kami meminta maaf pada Pak Presiden Jokowi, Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mendagri serta seluruh masyarakat Jawa Timur." kata Soekarwo di sela pelantikan wakil walikota Madiun, Armaya, di gedung Grahadi, (26/10).
Soekarwo pun menginstruksikan jajarannya untuk berhati-hati dalam mengelola anggaran.
"Lebih baik fokus pada pengelolaan anggaran secara transparan dan akuntabel. Langkah tersebut penting dilakukan untuk mewujudkan good governance. Jangan korupsi. Korupsi itu menghambat pembangunan," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini era pemerintahan sudah didominasi dengan implementasi teknologi lewat e-budgeting dan e-planning. “Saya mengingatkan jalan semakin hari semakin ‘licin’ karena ruang publik semakin terbuka, jadi proses pembangunan memerlukan kehati-hatian yang luar biasa,” tutupnya.