KRICOM - Beberapa bulan ke depan, masa jabatan Hakim Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) bakal berakhir. Dijadwalkan, jabatan hakim Ketua MK yang saat ini dijabat Arief Hidayat bakal berakhir pada April 2018 mendatang.
Sayangnya proses pergantian ataupun perpanjangan masa kerja Arief sebagai Ketua MK menuai tanda tanya. Salah satunya dari Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa.
Desmond mencium kejanggalan di balik agenda uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Arief Hidayat. Menurut dia, agenda uji kelayakan dan kepatutan Arief sebagai hakim MK tidak dilalui dengan mekanisme semestinya.
Sesuai mekanismenya, kata dia, wacana uji kelayakan dan kepatutan lebih dahulu diputuskan dalam rapat pleno internal di Komisi III. Jika dalam rapat pleno masa bakti Arief dilanjut, maka uji kelayakan dan kepatutan tidak perlu dilakukan.
"Kan harusnya Komisi III rapat pleno dulu menentukan apakah Pak Arief Hidayat itu diperpanjang atau tidak. Kesimpulannya Arief Hidayat kalau diperpanjang tidak perlu juga di-proper," terang dia saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Desmond menduga ada nuansa politis dibalik fit and proper test Arief di Komisi III. Arief disebutnya, telah melayangkan lobi ke sejumlah fraksi agar kembali terpilih menjadi Hakim Ketua MK.
Dengan terpilih kembali, maka kesempatan bagi tokoh lain sebagai Hakim Ketua MK gugur. Termasuk, menutup peluang bagi Saldi Isra sebagai Hakim Ketua MK yang dianggap pro terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Menurut saya esensi sebenarnya itu karena ada lobi-lobi saja, lobi-lobi politik," ungkapnya.
Dia melanjutkan, isu pengusungan kembali Arief sebagai Hakim Ketua MK ini terjadi karena beberapa partai di Komisi III menolak sosok Saldi Isra yang dekat dengan KPK.
"Berpikir saya sederhana aja, ini berkaitan dengan pada waktu putusan tentang Pansus Angket KPK. Ini nuansanya yang jadi enggak sehat," lanjutnya.
Lantas dia menyebut, jika Gerindra menolak Arief Hidayat sebagai Hakim Ketua MK. Bahkan sejumlah partai di DPR menginginkan penggantian Arief sebagai Hakim Ketua MK.
"Kami nolak lah, kami ingin ada yang baru. Jangan Pak Arief terus. Yang penting bagi kami di Gerindra adalah wajah baru bikin sejarah baru. Kalau Pak Arief ditetapkan, begini-begini saja. Harus ada nuansa baru dan jangan mempermainkan orang," pungkasnya.