KRICOM - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) menyinggung perihal pentingnya kecepatan pembangunan infrastruktur ketika menyampaikan pidato politik dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke IV Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Kompleks JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2017).
"Kenapa kita bangun infrastruktur, karena untuk bersaing dengan negara lain. Karena ini fundamental. Kenapa dibangun Makassar New Port, kenapa? Untuk memenangkan kompetisi," kata dia dalam pidato politiknya.
Dia menyadari, dari segi pembangunan, Indonesia memang jauh tertinggal. Namun dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pada eranya, ketertinggalan tersebut bisa dijawab.
Lantas Jokowi pun menyinggung perihal pekerjaannya yang cepat melakukan pembangunan di daerah luar Pulau Jawa. Padahal, dia menuturkan, pembangunan di Jawa berpotensi meningkatkan nilai politik.
"Ada yang tanya kenapa jalan trans Papua dibangun? Apa akan tumbuh ekonomi? Memang harus tunggu pertumbuhan ekonomi dahulu untuk membangun jalan? Saya tidak. Kalau sudah membangun, jangan nilai itung-itungan untung rugi," ungkapnya.
Selain itu, ia menuturkan, pembangunan yang dilakukan pemerintah eranya di luar Pulau Jawa, dilakukan demi mewujudkan pemerataan. Contoh nyata tersaji dalam pembangunan di Wamena, Papua.
Adanya pembangunan di sana, berefek langsung pada pemerataan harga bensin. Jokowi bercerita, jika dahulu harga bensin menembus angka Rp 60 ribu sampai 100 ribu.
Namun dengan adanya pemerataan pembangunan, harga bensin di Wamena menurun drastis. Harga bensin di Wamena berkisar harga Rp 9 ribuan.
"Tiga tahun lalu saya ke Wamena, saya tanya ke masyarakat. Berapa harga bensin di Wamena. Rakyat katakan di Wamena harga bensin RP 60 ribu. Saat itu juga saya perintahkan menteri bahwa saya mau bensin di sini sama dengan harga di Jawa. Dan satu setengah tahun terwujud sehingga sekarang harus kita syukuri," pungkasnya.