KRICOM - Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono menganggap wajar jika ada permintaan dana sebesar Rp 40 miliar kepada La Nyalla. Bukan tanpa alasan, menurutnya, dana yang diminta akan digunakan membayar logistik saksi-saksi ketika pencoblosan Pilkada Jatim.
"Mengenai uang 40 milyar kata mas La Nyalla, yang katanya di minta oleh partai Gerindra, dan untuk bayar saksi di TPS saat pencoblosan, kalaupun itu benar, adalah sangat wajar karena pertama kemenangan calon kepala daerah dalam Pilgub itu kuncinya adalah kekuatan para saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS)," kata Arief dalam keterangan resminya, Kamis (11/1/2018).
Dia menerangkan, untuk Pilkada Jatim, jumlah TPS bisa mencapai 68.511. Dia mengasumsikan, setidaknya dibutuhkan tiga saksi pada setiap TPS.
Jika setiap saksi diberikan akomodasi sebesar Rp 200 ribu, lanjut Arief, maka uang membayar saksi mencapai Rp 41 miliar. Bahkan angka bisa membengkak jika Gerindra menempatkan saksi pada tingkat PPS, PPK, hingga KPUD.
"Belum lagi untuk dana pelatihan saksi sebelum pencoblosan yaitu sebesar Rp 100 ribu per orang per hari, dan butuh tiga hari. Artinya masih dibutuhkan dana sebesar Rp 20,5 milyar," imbuhnya.
Lebih lanjut, kata dia, jika benar partai meminta dana Rp 40 miliar, maka uang tersebut terbilang kecil. Karena untuk biaya saksi saja, dana yang diminta masih kurang.
"Artinya kekurangan dana nantinya yang menanggung ya kader Partai Gerindra. Seperti pada Pilgub DKI Jakarta, seluruh Kader Gerindra di Indonesia urunan untuk bantu Anies-Sandi," pungkasnya.