KRICOM - Menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Ungkapan tersebut dirasa pas untuk menggambarkan eksistensi media sosial saat ini. Perkembangan dan pengaruh teknologi memang tidak dapat terelakkan lagi.
Di kota-kota besar seluruh dunia, hampir semua aktivitas manusianya bersinggungan dengan teknologi, gadget, dan internet. Maka tidak heran jika teknologi dapat menjauhkan yang dekat, semua serba instan dan mudah diraih.
Awal tahun 2000-an merupakan masa transisi perkembangan teknologi, yang awalnya mengirimkan surat melalui kantor pos namun berubah karena kehadiran surel (surat elektronik) atau yang dikenal sebagai email.
Kebiasaan masyarakat dalam menumpahkan perasaan juga mengalami perubahan. Tapi, masih ingatkah kalian kapan terakhir menulis diary? Setahun lalu? lima tahun lalu? atau bahkan 10-15 tahun lalu? Buku Diary yang bersifat pribadi telah digantikan dengan kehadiran media sosial.
Menurut M.L. Kent, Media sosial adalah segala bentuk media komunikasi interaktif yang memungkinkan terjadinya interaksi dua arah dan umpan balik. Ragam media sosial pun terus hadir 'mewarnai' kehidupan kamu, seperti MySpace, Friendster, Facebook, Twitter, Instagram, Plurk dan masih banyak lagi.
Namun, eksistensi beberapa platform media sosial tidak bertahan lama. Beberapa jenis media sosial sudah banyak ditinggal oleh penggunanya. Ada pula yang masih eksis, tapi sudah tidak seramai dulu sewaktu masa jayanya. Mau tahu lima media sosial yang eksistensinya sudah meredup? Berikut Ulasan KRICOM.
1. Path
foto : sepositif.com
Media sosial Path pertama kali diluncurkan tahun 2011 oleh CEO-nya, yaitu David Morin. Path didirikan dengan tujuan membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya. Satu bulan pertama sejak diluncurkan, user Path mencapai 300.000 orang. Fitur-fitur yang disajikan Path juga cukup unik namun ruang lingkup pengguna tidak begitu luas, hal itu yang membuat Path terkesan lebih privat. Namun eksistensi Path hanya mampu bertahan sekitar 5 tahun saja. Para pengguna Path lebih tertarik untuk menggunakan Instagram atau malah kembali ke Facebook dan Twitter.
2. Tumblr
foto : anakwarnetindonesia.blogspot.co.id
Tumblr merupakan media sosial yang juga dapat dikatakan sebagai blog sederhana. Tumblr menyimpan sejuta kenangan bagi penggunanya. Desainnya yang unik, simple tapi eye catching membuat tumblr pernah menjadi media sosial yang hype pada tahun 2007. Fitur postingan gambar di tumblr merupakan fitur ungggulan yang paling digemari oleh banyak remaja. Alasannya, Tumblr lebih artistik dan banyak kutipan-kutipan menarik. Namun kini sayangnya Tumblr seperti ditinggalkan oleh penggunanya.
3. Foursquare
foto : satriasatria.wordpress.com
Foursquare diluncurkan tahun 2009. Media sosial ini tidak terlalu menyita banyak perhatian. Salah satu alasannya karena fitur yang ditawarkan tidak banyak, yaitu pengguna hanya dapat melakukan 'check in' saat berada di sebuah lokasi.
Kelebihan Foursquare ini bisa dikoneksikan dengan media sosial lain seperti twitter dan facebook. Tapi sayang beribu sayang, eksistensi foursquare kian meredup bahkan sebelum media sosial lain bermunculan.
4. Yahoo Messenger
foto : brilio.net/
Yahoo Messenger alias YM tidak akan pernah dilupakan oleh generasi awal 2000-an. Konsep yang ditawarkan memang sederhana, tapi justru itu yang membuat YM selalu diingat. YM digunakan untuk 'ngobrol' dengan teman, gebetan atau pacar kita. Tetapi instant messaging YM ini tidak mampu bersaing dengan media sosial lain seperti MSN dan MySpace.
5. Friendster
foto : yudana.id/
Pada tahun 2002, Jonathan Abrams meluncurkan media sosial yaitu Friendster. Fitur unggulan yang disajikan ialah testimonial dan keleluasaan penggunanya dalam mengubah halaman profil. Kehadiran Friendster seperti angin segar bagi para remaja saat itu. Bahkan, Friendster bisa menggeser posisi MySpace dan mIRC. Namun, sekarang Friendster resmi ditutup oleh CEO nya. Alasannya, mereka tidak punya inovasi dan kurangnya traffic serta user yang rendah.
Walaupun kelima media sosial tersebut sudah redup, kita masih dapat menggunakan media sosial lain. Semoga kita bijak dalam menyikapi arus perkembangan teknologi dan menjadi pengguna yang bertanggung jawab. Be Smart with your finger.