KRICOM - Lembaga Riset Saiful Mujani Riset and Consulting (SMRC) membeberkan hasil survei soal sudut pandang masyarakat Indonesia terkait keberadaan kaum Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT). Survei ini digelar menindaklanjuti panasnya fenomena penyimpangan seksual ini.
Direktur Media SMRC Ade Armando mengatakan, survei yang melibatkan seluruh warga Indonesia ini memilih sampel secara Multistage Random Sampling.
"Kami menggelar survei ini sebanyak tiga kali yakni 20-30 Maret 2016, 3-10 September 2017 dan 7-13 Desember 2017 dengan responden 1.220," kata Ade di Kantor SMRC, Jalan Cisadane, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2018).
Ade melanjutkan, margin of error rata-rata masing survei mencapai kurang lebih 3,1-3,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. "Kami mewawancari narasumber dengan metode tatap muka," katanya.
Hasilnya, 41,4 persen responden merasa kaum LGBT sangat mengancam sementara 46,2 persen merasa cukup mengancam.
''Sementara, yang menganggap tidak mengancam adalah 9,4 persen dan sangat tidak mengancam mencapai 1,4 persen," papar Dosen Komunikasi UI ini.
Selain itu, 47,5 persen responden menyetujui LGBT dilarang agama dan 34 persen sangat dilarang. Sementara sisanya sebesar 4,7 persen dan 3,9 persen menyatakan LGBT tak dilarang dan sangat tak dilarang agama.
Ade menegaskan bahwa saat ini kaum LGBT belum mendapatkan hati di masyarakat Indonesia.
"Banyak yang menilai keberadaan kaum LGBT sangat berbahaya dan bertentangan dengan ajaran agama manapun," tutup Ade.