KRICOM - Kasus pelanggaran kemanusiaan yang tengah terjadi di kawasan Rakhine, Myanmar akhirnya mulai terkuak. Baru-baru ini, militer Myanmar mengaku bahwa pihaknya telah membunuh setidaknya 10 warga Rohingya.
Menurut laporan yang dirilis The Guardian, Kamis (11/1/2018), kesepuluh warga etnis Rohingya tersebut merupakan tahanan. Mereka diciduk oleh pihak berwajib dengan tuduhan sebagai pelaku aksi teror di Rakhine. Aksi pembunuhan tersebut berlangsung pada bulan September 2017 silam.
"Warga setempat dan anggota dari pasukan keamanan telah mengaku bahwa mereka telah melakukan pembunuhan," ujar keterangan resmi yang dirilis oleh militer Myanmar.
Adapun pengakuan ini berawal dari sejumlah warga lokal penganut Buddha yang memaksa para tentara untuk mengungkap tindakan keji tersebut. Mereka meminta para anggota militer setempat untuk menunjukkan kuburan dari para korban pembunuhan.
Seperti diketahui, militer Myanmar tengah mendapatkan sorotan dari berbagai pihak dari seluruh dunia. Pasalnya, mereka dituding telah melakukan aksi pembunuhan massal terhadap warga etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, tahun 2017 silam.
Namun militer Myanmar berdalih pihaknya tidak melakukan pembunuhan dalam operasi militer di kawasan Rakhine. Mereka menyebut operasi tersebut wajib dijalankan untuk memburu para teroris yang melakukan aksi teror di pos-pos keamanan militer.