KRICOM - Kasat Narkoba Polrestro Bekasi, AKBP Ahmad Fanani Eko menyebutkan jika ekstasi buatan pabrik asal Depok ini merupakan kualitas terbaik dan paling banyak diminati. Alasannya, karena bahan baku yang digunakan untuk membuat Psikotropika Golongan I ini diimport langsung dari luar negeri.
“Ekstasi yang dibuat jaringan Pony Tjandra ini merupakan psikotopika unggulan dan kualitas terbaik yang ada di Asia. Bahan baku yang didapatkan juga ada yang diimpor dari Cina langsung sehingga kandungan zat kimianya cepat membuat penggunanya fly,” jelasnya kepada kricom di dalam pabrik ekstasi milik salah satu DPO berinisial AU, di Depok, Jumat (29/12/2017).
Menurut Fanani, campuran utama ekstasi jaringan Pony Tjandra ini didapatkan dari Malaysia, yakni sabu cair. Kemudian bahan baku lain berupa serbuk putih Caffein 10,1, Amphetomine, Ketamin, Methylene Amphetomine (MA), Methylene Dioxy Methamphetomine (MDMA), Dextromenthorphan, Ephedring, kafein, Lidocain, Diorepam, Codein, Lysergic Diethylamine (LSU), Teopolin diperoleh dari Jalan Pramuka, Jakarta Timur dan Jalan Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Ini yang membuat kualitas ekstasi mereka sangat unggul dan harganya juga cukup mahal. Tetapi memang ekstasi inilah yang paling banyak diburu oleh para pengguna. Wilayah edarnya adalah klub malam di tanah air dan luar negeri,” jelasnya.
Lebih jauh, Fanani juga mengakui, untuk mendapatkan ekstasi kualitas unggul, sang peracik yakni AU alias Uut mencoba barang haram itu sebelum diproduksi ribuan butir. Jadi kalau ada salah satu takaran bahan baku ekstasi itu kurang, anak buah dari bos ekstasi Indonesia ini akan meracik ulang hingga komposisi bahan pas.
“AU ini sudah sangat mahir sekali meracik ekstasi, jadi dia sudah tahu semua takaran bahan baku itu. Sebelum produksi pasti dicoba dulu. Kalau sudah pas semua baru diproduksi banyak. Ekstasi mereka ini mengalahkan ekstasi buatan Fredy Budiman,” paparnya.